ACEH (Panjimas.com) – Seorang warga Muslim Rohingya yang pergi dari negaranya sendiri, yakni Myanmar mengaku sudah berbulan-bulan mengapung di air tanpa persediaan bahan makanan pokok yang mencukupi untuk seluruh penumpang kapal yang ia tumpangi.
Suara Hasan Ali lirih saat menceritakan perjalanannya di laut hingga berakhir di Indonesia. Seperti warga minoritas Muslim Rohingya lainnya, Hasan adalah pelarian dari diskriminasi dan kekejaman yang diterimanya umat Budha dan pemerintah Budha di Myanmar.
Hasan bersama lebih dari 300 warga Muslim Rohingya dan Bangladesh diselamatkan oleh warga Desa Simpang Lhee, Julok, Aceh Timur pada Rabu (20/5/2015) dini hari. Mereka kemudian ditempatkan di meunasah, diberi pakaian, mandi dan makan sepuasnya, dari hasil swadaya masyarakat setempat.
“Tiga bulan kami tidak makan, kini kami makan,” kata Hasan sambil terisak saat diberikan dua piring berisi penuh nasi dan lauk oleh warga desa, pada Rabu (20/5/2015). Melihat Hasan menangis, warga lainnya juga ikut meneteskan air mata.
Hasan mengatakan, dirinya pergi dari Myanmar dibantu oleh seorang warga Rohingya yang telah hidup makmur di Thailand bernama Anwar. Bersama ratusan warga Muslim Rohingya lainnya, Hasan ditempat di kapal yang dilarung ke laut.
Kehidupan mereka di laut mengenaskan. Kapal mereka dirusak oleh lima orang Myanmar. Pria 33 tahun ini menceritakan, di tengah laut lima orang warga Myanmar tiba-tiba datang, membawa makanan dan minuman untuk ditukar dengan bagian mesin kapal.
“Mesin diangkat, bensin juga dibawa. Ditukar dengan beras, air, cabe dan garam,” ungkap Hasan.
Kapal mereka tidak diperbolehkan merapat ke Thailand dan Bangladesh. Bantuan dari kedua negara tersebut hanya berupa makanan seadanya, dilemparkan dari helikopter. Pasokan yang tipis, Hasan hanya makan sehari sekali, minum dua kali sehari.
“Ada dapur di kapal, untuk memasak nasi dan garam. Mie instan kami makan mentah tanpa dimasak,” kata Hasan.
Untuk diketahui bersama, Hasan diselamatkan oleh para nelayan di desa Simpang Lhee pada Rabu (20/5/2015) dini hari tepat di saat persediaan makanan mereka habis. Kini dia bisa memakai pakaian yang layak, makan yang kenyang, dan tanpa rasa takut akan kehilangan nyawa di laut.
Sampai saat ini masih ada ribuan warga Muslim Rohingya yang ditampung di beberapa lokasi di Aceh. Sebagian tiba pekan lalu saat kapal mereka mencapai pantai Lhokseumawe dan Langsa.
Sementara itu, menurut data yang ada menyebutkan jika jumlah imigran asal Myanmar dan Bangladesh yang terdampar di Aceh telah mencapai 1.346 orang. Jumlah ini belum termasuk ratusan imigran yang terdampar di perairan Aceh pada Rabu (20/5/2015) pagi.
Sedangkan warga Muslim Myanmar dan Bangladesh yang masih terkatung-katung di lautan lepas yang diperkirakan berjumlah sekitar 7.000 orang. [GA/CNNi]