PEKANBARU (Panjimas.com) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof Din Syamsuddin menyatakan bahwa perbedaan faham tentang awal masuk bulan Ramadhan dan Syawwal merupakan sesuatu yang masuk dalam wilayah toleransi sehingga tidak perlu dibesar-besarkan dan diperdebatkan.
“Menteri Agama (Menag) telah saya terima di Muhammadiyah dan sudah bertemu juga dengan Ulama Nahdatul Ulama (NU). Masih ada perbedaan pemahaman antara ahli hisab dan ahli rukyat. Masih tidak ketemu, makanya ini masuk wilayah tasamuf atau toleransi yang tak perlu dibesar-besarkan,” katanya usai pengukuhan pengurus MUI Riau di Pekanbaru, pada Senin (18/5/2015) malam.
Menurut Din, dua perbedaan itu adalah yang satu rukyat menentukannya harus melihat dengan mata kepala dulu atau istilahnya meyakini sesuatu dengan melihat. Sedangkan hisab dengan perhitungan akal pikiran yang meyakini dengan mengetahui walaupun tidak melihat.
Dijelaskan Din bahwa menentukan awal bulan Syawwal ini bukanlah perkara main-main karena harus ada dalilnya. Oleh karena itu, ini adalah masalah ibadah yang dilakukan sesuai dengan pemahaman masing-masing.
“Kalau dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa apabila kamu yakin bulan datang, maka berpuasalah. Yang penting berpuasalah dan ber-Idul Fitrilah. Ini masalah ibadah, tidak seperti 12 Rabiul Awwal atau 27 Rajab yang tak perlu pakai rukyat dan sidang isbath,” ujarnya.
Meskipun begitu, seperti diketahui bahwa untuk tahun ini sampai dengan tahun 2022 tidak akan ada lagi perbedaaan awal Ramadhan dan Syawwal antara hisab dan rukyat. Hal itu dikarenakan ketinggian bulan setelah konjungsi saat matahari terbenam itu tinggi.
“Ahli hisab otomatis sudah hilal dan ahli rukyat kemungkinan sudah dapat melihat hilal,” tambahnya.
Untuk itu, Menag RI, Lukman Hakim Saifuddin sudah mengusulkan penyatuan kalender Islam tahunan 1 Muharram sampai 29 Dzulhijjah. Hal itu membuat mudah mengetahui tanggal Ramadhan sehinga tidak perlu lagi sidang isbath.
Sementara itu, Din Syamsuddin sebagai Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah juga telah mengumumkan awal puasa nanti adalah hari Kamis tanggal 18 Juni 2015. Kemudian untuk awal Syawwal atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Jum’at tanggal 17 Juli 2015. [GA/ROL]