KAIRO (Panjimas.com) – Vonis mati yang dijatuhkan Pengadilan Mesir kepada mantan Presiden Mesir, Muhammad Mursi bersama sekitar 105 tahanan lainnya mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Mursi yang menang pemilu secara demokratis dikudeta oleh militer pimpinan Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi.
Kantor berita Aljazeera melaporkan pada Sabtu (16/5/2015), vonis Pengadilan Mesir akan dirujuk ke Otoritas keagamaan tertinggi di Mesir untuk mendapatkan persetujuan. (Baca: Pengadilan Mesir Jatuhkan Vonis Mati Kepada Mantan Presiden Muhammad Mursi)
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan merespon negatif putusan tersebut. Erdogan mengkritik keras keputusan Mesir tersebut. Ia juga menyebut dunia Barat melakukan standar ganda dalam menyikapi keputusan mati Mursi.
“Sementara Barat menghapuskan hukuman mati, mereka hanya menonton kelanjutan dari hukuman mati di Mesir. Mereka tak melakukan apa-apa mengenai hal itu,” ujarnya.
Sedangkan kelompok HAM Amnesty Internasional juga mengatakan, sidang hanya sekadar sandiwara dan berdasarkan ‘prosedur yang kosong’. Menurutnya, menghukum Mursi dengan hukuman mati menunjukkan ketidakpedulian Mesir pada Hak Asasi Manusia (HAM).
“Ia (Mursi) ditahan berbulan-bulan, tanpa komunikasi, tanpa pengawasan yudisal, dan tak memiliki pengacara untuk mewakilinya,” kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
Lembaga Amnesty International mengkritik keras vonis mati yang dijatuhkan Pengadilan Mesir terhadap mantan presiden Muhammad Mursi. Menurut lembaga anti pelanggaran HAM internasional itu, semua proses pengadilan yang dilakoni Presiden Mesir yang digulingkan pada 2013 itu adalah sebuah sandiwara.
Deputi Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Said Boumedouha mengatakan, vonis hukuman mati yang dijatuhkan Pengadilan Mesir sepenuhnya bentuk pengabaian terhadap pemenuhan HAM.
Lebih lanjut, Boumedouha mengungkapkan, semua proses persidangan yang dilakukan Mursi adalah sebuah sandiwara. Hukuman mati, lanjut Boumedouha adalah salah satu cara yang paling sering digunakan rezim pemerintah Mesir saat ini untuk bisa menghabisi musuh-musuh politiknya. [Muhajir/ROL]