SOLO (Panjimas.com) – Selain adanya spanduk “Tolak Komunis & Syi’ah di Wilayah NKRI”, saat Parade Tauhid dan pawai akbar umat Islam Solo Raya pada Sabtu (16/5/2015) pagi juga terpampang spanduk “Syi’ah Bukan Islam”. (Baca: Spanduk Tolak Syi’ah Komunis dari NKRI Warnai Acara Parade Tauhid di Solo)
Dari pantauan langsung Panjimas.com, sejumlah spanduk yang mengingatkan umat Islam akan bahaya laten aliran sesat Syi’ah dan bahaya paham Komunis tersebut dibawa oleh rombongan dari Komunitas Masjidku Makmur (KKM) dan Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM). (Baca: Ratusan Ribu Umat Islam Banjiri Jalan Slamet Riyadi Solo Dalam Acara Parade Tauhid)
Selain itu, dalam acara Parade Tauhid yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solo, DSKS dan hampir seluruh elemen Islam di Solo Raya itu juga dihiasai dengan adanya spanduk dari FKAM bertuliskan “Syi’ah Bukan Tauhid”, yang merupakan penegasan bahwa ajaran Syi’ah tidak punya landasan tauhid sama sekali.
Dalam momen bersejarah bagi umat Islam Solo Raya tersebut, ada pula spanduk dari KMM bertuliskan “Syi’a Bukan Islam, Islam Bukan Teroris & Radikal”. Hal ini sebagai bentuk penegasan dan peringatan bagi masyaraat dan umat Islam bahwa stigma buruk berupa istilah teroris dan terorisme atau radikalisme yang biasa dilontarkan oleh orang Kafir dan munafik adalah upaya untuk memperburuk agama Islam.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, hari Sabtu pagi 16 Mei 2015 bisa dibilang merupakan hari bersejarah bagi umat Islam di Kota Solo Jawa Tengah (Jateng). Pasalnya pada hari itu, umat Islam se-Solo Raya sukses menggelar Parade Tauhid pertama yang terbesar di Solo, dan bahkan di Indonesia.
Selain terbesar, Parade Tauhid yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solo, DSKS dan hampir seluruh elemen Islam di Solo Raya di sepanjang Jalan Slamet Riyadi itu juga terbanyak dari segi jumlah peserta karena dikuti lebih dari 100.000 umat Islam dari hampir seluruh elemen Islam, jama’ah masjid, majelis taklim dan Ponpes se-Solo Raya.
Acara Parade Tauhid yang dimulai, atau start dengan berjalan kaki dari Lapangan Kota Barat (Kobar) hingga finish di Bundaran Gladak itu juga mencatatkan rekor baru karena dihiasi dengan bendera tauhid terpanjang dengan ukuran 2,5 km. [GA]