SOLO (Panjimas.com) – Umat Kristiani di Kota Surakarta (Solo) pada Rabu (29/4/2015) yang lalu memperingati perayaan Paskah atau memperingati wafatnya Yesus Kristus dengan mengadakan parade salib secara besar-besaran yang digelar oleh gabungan gereja se-Kota Solo.
Parade salib tersebut dilaksanakan berupa karnaval dengan berjalan kaki dari Lapangan Kota Barat menuju Stadion R Maladi Sriwedari menyusuri jalan Slamet Riyadi. Ada tiga barisan konvoi yang memeriahkan parade salib ini, yakni barisan nasional, barisan rohani dan barisan budaya.
“Yang menarik dalam kirab Paskah kali ini ada barisan pemanggul salib Yesus yang berjumlah 270 salib. Jumlah tersebut menandai hari jadi kota Solo ke 270 tahun ini,” kata ketua panitia parade salib, Pendeta Obaja Tanto Setiawan pada Rabu sore disela acara parade salib. (Baca: Peringati Paskah, Ribuan Umat Kristiani di Solo Adakan Parade Salib)
Untuk menanggapi parade salib yang penuh provokatif tersebut, sejumlah tokoh Islam dan pimpinan elemen Islam di Solo Raya langsung merespon cepat dengan mengadakan Parade Tauhid dan pawai akbar umat Islam se-Solo Raya pada Sabtu (16/5/2015) pagi.
Parade Tauhid dan pawai akbar umat Islam yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Solo, DSKS, MTA dan hampir seluruh elemen Islam di Solo Raya itu diikuti ratusan ribu umat Islam dari berbagai macam elemen Islam, jama’ah masjid, majelis taklim dan Ponpes se-Solo Raya. (Baca: Ratusan Ribu Umat Islam Banjiri Jalan Slamet Riyadi Solo Dalam Acara Parade Tauhid)
Salah satu elemen Islam yang ikut serta dalam Parade Tauhid tersebut adalah Komunitas Masjidku Makmur (KKM) Solo. Ratusan orang dari KMM pun langsung berbaur dengan jama’ah lainnya di sekitar Lapangan Kota Barat untuk menunggu giliran berangkat menuju panggung utama Parade Salib di Bundaran Gladak.
Ada yang menarik dari aksi jalan kaki para peserta KMM. Sesampainya di GPIB Penabur yang ada di sudut Jalan Jenderal Sudirman Solo di kawasan Gladak, mereka berhenti sejenak untuk menyuarakan yel-yel tauhid dan memajang spanduk yang mereka bawa.
Diantara spanduk para peserta KMM yang dipajang sekitar GPIB Penabur Solo adalah, “Allah itu Esa Tidak Beranak dan Tidak Diperanakan”, lalu ada juga spanduk “Sungguh Kafir Orang-Orang Yang Mengatakan Allah Adalah Satu Dari Yang Tiga”.
Ada pula spanduk bertuliskan “Sungguh Kafir Orang-Orang Yang Mengatakan Allah = Al Masih Putra Maryam” dan sejumlah spanduk lainnya. Sekretaris KMM Solo, Randy mengatakan kepada Panjimas.com bahwa spanduk-spanduk tersebut memang bentuk respon terhadap Parade Salib beberapa waktu lalu. [GA]