SEMARANG (Panjimas.com) – Umat Islam dan beberapa Kyai pengasuh pondok pesantren (ponpes) dan sekaligus tokoh Nadhatul Ulama (NU) di Purworejo Jawa Tengah (Jateng) belakangan ini mengaku resah.
Pasalnya, Purworejo yang dihuni mayoritas umat Islam itu, beberapa waktu belakangan ini jabatan Kapolres secara berturut-turut justru diduduki oleh orang Kafir dari agama Kristen. Hal ini seperti yang diungkapkan Tim News FPI dalam akun Facebook (FB) Imam Besar FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab pada Rabu (13/5/2015).
Tidak hanya itu, Kapolres beragama Kristen itu ternyata kerap melakukan pelecehan kepada para Kyai. Tanpa malu dan tanpa segan ia mengirimkan undangan Natalan ke para Kyai. Dilanin waktu, Kapolres Kristen tersebut kembali mengirimkan undangan acara Paskah kepada para Kyai.
Keluhan dan keresahan para Kyai tokoh NU tersebut akhirnya sampai ke telinga Panglima Front Pembela Islam (FPI) Jateng, KH Ahmad Rofi’i. Lewat perantara seorang Kyai berpengaruh di Purworejo, akhirnya beliau bersedia membantu memediasi masalah ini.
Lalu pada hari Jum’at (26/4/2015) dengan didampingi ketua Tim Advokasi FPI Jateng, Zainal Petir S.Pd SH MH, KH Rofi’i bersama sejumlah Kyai dan tokoh NU Purworejo mendatangi Mapolda Jateng. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Wakapolda Jateng, Musyafa’ beserta Humas dan Direskrimum Polda Jateng, Purwadi. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengadukan permasalahan tersebut.
KH Ahmad Rofi’i meminta kepada pihak Polda Jateng agar proporsional dalam penempatan jabatan Kepala Polisi. Daerah mayoritas Kafir diberikan Kapolres Kafir. Begitupun sebaliknya, daerah mayoritas Muslim seharusnya diberikan kepada Kapolres Muslim agar tidak terjadi kekisruhan antar umat beragama.
Pihak Polda Jateng dalam menerima pengaduan para Kyai tersebut responnya cukup baik. Mereka berjanji akan membantu menyelesaikan masalah ini dengan cara bijaksana.
Sementara itu, Zainal Petir meminta media melihat kasus ini secara utuh dan tidak sepotong-sepotong. Keresahan para Kyai Purworejo tidak muncul begitu saja, tapi ada sebab musababnya. Ia mengingatkan bahwa ini adalah masalah sensitif karena menyangkut soal agama. [GA/TNP]