JAKARTA (Panjimas.com) – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU), Abdul Djamil mengatakan, adanya perang dan konflik bersenjata di Yaman yang saat ini masih terjadi memiliki potensi membahayakan jamaah haji.
Untuk itu, rute penerbangan pesawat yang menggangkut tamu Allah dari Indonesia tidak akan melewati negara tetangga Arab Saudi tersebut.
“Ada Notam atau notice for air man. Yaitu peringatan kepada awak udara agar tidak melintasi kawasan udara, dalam hal ini Yaman,” kata Abdul di Jakarta, pada Jum’at (8/5/2015) seperti dilansir Antara.
Sebelum ada konflik, kata Abdul, pesawat haji biasanya melewati kawasan udara Yaman. Rute itu menjadi berubah setelah konflik antara milisi pemberontak Syi’ah Houthi Yaman dengan koalisi negara-negara Timur Tengah pimpinan Aras Saudi terjadi.
Rute normal penerbangan haji dari Indonesia sendiri secara berurutan melewati Samudera Hindia-Yaman-Arab Saudi. Dengan rute baru itu menjadi Samudera Hindia-Oman-Arab Saudi.
Salah satu dampak dari perubahan rute itu adalah biaya avtur pesawat haji yang menjadi bertambah karena waktu tempuh dari masing-masing embarkasi di Indonesia menuju Arab Saudi menjadi 25 menit lebih lama dari waktu sebelumnya.
Abdul belum dapat bisa memastikan pengembalian rute normal itu akan diterapkan kembali. Hal ini dikarenakan dari eskalasi konflik di Yaman yang belum kunjung kondusif hingga saat ini. [GA]