PALESTINA (Panjimas.com) – Pejabat senior Palestina menuduh pemerintahan yang baru saja dibentuk oleh Perdana Menteri (PM) Zionis Israel, Benyamin Netanyahu akan bersikap keras dan menentang terjadinya perdamaian di Palestina.
“Pemerintahan Israel ini akan menentang perdamaian dan stabilitas di wilayah kami,” demikian disampaikan oleh juru runding Palestina, Saeb Erakat kepada AFP yang dikutip Daily Star Lebanon, pada Kamis (7/5/2015).
“Pemerintahan (Zionis –red) ini akan memberlakukan tembak di tempat dan melanjutkan pembangunan kawasan permukiman,” tambahnya lagi. Hal ini diungkapkan oleh Erakat setelah Netanyahu akhirnya berhasil menyusun pemerintahannya di saat-saat terakhir batas waktu pembentukan 6 Mei 2015.
Anggota partai koalisi Netanyahu mengisi 61 kursi parlemen dari 120 kursi yang tersedia. Koalisi partai dalam Pemerintahan Netanyahu tersebut berisikan anggota dari Partai Likud, Partai United Torah Judaism (UTJ), Partai Jewish Home dan Partai Kulanu.
Partai Likud yang dipimpin Netanyahu dikenal sebagai sebuah partai sayap kanan. Partai ini menekankan pada kebijakan keamanan nasional yang mengedepankan kekuatan militer dan intelijen. Kebijakan partai ini dipenuhi dengan keengganan untuk bernegosiasi dan kecurigaan terhadap negara-negara Timur Tengah dan penggunaan kekuatan senjata terutama di Palestina.
Sementara itu, Partai United Torah Judaism adalah partai berlairan orthodoks yang berkeinginan untuk mempertahankan status quo Israel baik dalam bidang keagamaan maupun kenegaraan. Partai ini tidak mendukung maupun menolak adanya rencana perluasan permukiman Israel.
Sedangkan Jewish Home adalah sebuah partai ortodoks yang beraliran nasionalis. Partai ini mendukung aneksasi Israel atas Area C di Tepi Barat dan memberikan status kewarganegaraan bagi warga Palestina di sana daripada menyerahkan wilayah itu bagi Palestina.
Partai-patai ini tidak akan mendukung solusi dua negara yang dijanjikan Netanyahu. Sedangkan Partai Kulanu sedikit lebih moderat dalam kebijakan-kebijakannya mengenai Palestina dan solusi dua negara. Fokus partai ini lebih kepada perbaikan ekonomi dan masyarakat kelas menengah.
Dengan komposisi parlemen seperti ini, Pemerintahan Netanyahu yang baru dikhawatirkan akan membuat tuduhan Erakat menjadi kenyataan. Pemerintahan ini diduga akan menjadi sebuah pemerintahan sayap kanan ekstrimis Yahudi yang menentang perdamaian dengan Palestina. [Muhajir/okz]