LAMPUNG (Panjimas.com) – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin menyatakan jika Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) diharapkan bisa menjadi momentum penting dalam membentuk karakter masyarakat yang mencintai Al-Qur’an.
“MTQ dapat menjadi sarana pembelajaran agar masyarakat Muslim Indonesia senantiasa menjadikan Al-Qur’an sebagai imam dan tiang agama dalam kehidupan sehari-hari,” kata Lukman pada pembukaan MTQ ke-43 tingkat Provinsi Lampung di Kota Metro, pada Jum’at (8/5/2015) malam.
Lukman menyebutkan, Al-Qur’an adalah sumber nilai dan kearifan, bukan benda pusaka yang hanya diletakan dalam rak-rak rumah dan museum sejarah.
Menurut Lukman, tantangan umat Islam kedepan akan semakin kompleks. Seiring kemajuan teknologi informasi dan kondisi masyarakat yang saat ini terus didesak globalisasi seperti egoisme, hedonisme, sekulerisme dan individualisme.
Dengan segala tantangan tersebut, Lukman mengatakan bahwa hal itu menjadi tugas utama bagi umat Islam untuk membentengi moral masyarakat agar tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama.
Ia menilai, masyarakat Lampung tidak dapat dilepaskan dari tradisi nilai-nilai agama. Sejarah mencatat Islam sangat erat dengan adat dan budaya Lampung. Sifat-sifat yang telah diwariskan budaya orang Lampung, harus dikembangkan dengan penanaman nilai-nilai Alquran.
“Dengan adanya penyelenggaraan MTQ di seluruh provinsi di Indonesia, khususnya Lampung, dapat membangun masyarakat yang memiliki karakter dan jati diri yang terpuji,” harap Lukman.
Lukman mengharapkan pentingnya masyarakat Indonesia, termasuk Lampung, untuk mempertahankan tradisi mengaji (nderes) Al-Qur’an selepas Magrib (Gerakan Magrib Mengaji).
Sementara itu, Gubernur Lampung, M Ridho Ficardo mengatakan bahwa MTQ momentum sangat penting dan memiliki nilai strategis dalam upaya menumbuhkembangkan semangat dan minat membaca Al-Qur’an bagi masyarakat Lampung.
“Al-Qur’an harus dijadikan pegangan dan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” tegasnya. [GA/Ant]