JAKARTA (Panjimas.com) – Ada hal yang menarik dan bisa diambil ibroh atau pelajaran bagi aktivis Islam dan aktivis dakwah ketika aktivis muda Muhammadiyah, Mustofa B Nahrawardaya menjadi “korban” dan sasaran aksi para missionaris.
Aksi yang dilakukan para missionaris disekitar kantor Mustofa pada Kamis (7/5/2015) itu mengungkap bagaimana sebetulnya perselisihan yang berujung saling serang antara penganut Katolik dengan penganut Kristen Protestan.
Hal itu seperti yang diungkapkan Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) ini dalam akun Twitter pribadinya, AKU ANTI KEKERASAN! @MustofaNahra. (Baca: Aktivis Muhammadiyah: Islam Dipaksa Toleran, Tapi Missionaris Seenaknya Sendiri Lakukan Pemurtadan)
“Sambil berikan Leafleat, saya diceramahi bahwa Al Kitab sebagai pengawal semua agama. Saya bertanya, kalian Kristen? Ya Kristen, tapi kami sampaikan Al Kitab untuk semua agama. Kami Kristen, hanya akan mengabarkan berita kebaikan dan saling mengasihi,” tulis Mustofa.
“Saya bertanya, kalau Al Kitab untuk semua agama, coba kalian ke Kantor seberang: Wisma KWI. Kantor saya memang berseberangan lokasinya dengan Kantor KWI (Konferensi Waligereja Indonesia). Ternyata ibu-ibu tua ini tak berani ke Wisma KWI. Karena di situ markasnya Katolik. Hehe,” sindir Mustofa.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Indonesia sudah darurat Kristenisasi. Pasalnya, disetiap waktu dan daerah, masyarakat sudah bisa menyaksikan dengan mata telanjang aksi para missionaris yang dengan frontalnya menjajakan ajaran Kristianinya kepada umat Islam.
Yang terbaru, pengamat terorisme Mustofa B Nahrawardaya menjadi “korban” dan sasaran aksi para missionaris. Aksi tersebut dilakukan para missionaris disekitar kantor Mustofa pada Kamis (7/5/2015). (Baca: Bahaya!! Kristenisasi Merajalela, Bahkan Aktivis Muhammadiyah Sudah Jadi “Korbannya”)
Bahkan tanpa malu-malu dan tedeng aling-aling, para missionaris tersebut menawarkan kepada Mustofa bahwa solusi untuk kesejahteraan dan keselamatan di dunia dan akhirat adalah Al Kitab, dan bukan kitab suci Al-Qur’an yang dijadikan pegangan dan petunjuk bagi kaum Muslimin. [GA]