ISTANBUL (Panjimas.com) – Demi membela nilai-nilai Islam, pemerintah Turki memutuskan untuk menarik atletnya dari kejuaraan atau Turnamen Wushu Eropa tahun 2015 ini. Langkah itu diambil sebagai bentuk protes terhadap penyelenggara turnamen yang melarang atlet wushu mengenakan jilbab.
“Pada 2014, kami tidak membawa atlet wanita dari Turki ke kejuaraan. Tahun ini kami telah memutuskan untuk tidak menghadiri acara itu,” kata petugas Turki dari International Wushu Federation, Abdurrahman Akyuz kepada The Anadolu Agency, seperti dilansir dari onislam, pada Jum’at (1/5/2015).
Akyuz menegaskan jika keputusan itu diambil untuk memprotes aturan baru Federasi Wushu Eropa yang melarang para atlet perempuan mengenakan jilbab selama kompetisi. “Turki tidak lagi mengakui otoritas Federasi Wushu Eropa. Kami sudah menyatakan hal ini kepada International Wushu Federation,” tegasnya.
Selain itu, Akyuz mengatakan bahwa Italia dan Perancis juga telah memutuskan untuk keluar dari Federasi Wushu Eropa dengan alasan maladministrasi.
Kompetisi wushu menyimpan memori buruk bagi atlet Muslim Turki. Pada 2013, putri Akyuz sekaligus atlet nasional Turki, Zeynep Akyuz, tidak mendapatkan nilai ketika tampil di kompetisi dengan mengenakan jilbab. Federasi mengatakan, kostum Zeynep tidak sesuai dengan aturan federasi.
“Ada aturan yang jelas dan tegas tentang berbagai jenis kostum kompetisi dan bagian-bagiannya,” kata federasi.
Sebagai tanggapan, Zeynep Akyuz menuding keputusan Federasi Wushu Eropa yang melarang atlet perempuan memakai jilbab tidak sopan untuk dunia Islam. Islam melihat jilbab sebagai kewajiban berpakaian, bukan simbol agama yang menampilkan afiliasi seseorang. [Muhajir/ROL]