JAKARTA (Panjimas.com) – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan perubahan jumlah pemondokan menjadi enam titik di tahun ini merupakan salah satu unsur yang membuat Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) lebih hemat dibanding lima tahun terakhir.
“Tahun lalu ada 12 titik dan tahun ini ada enam titik sehingga penggunaan bus shalawat (antar-jemput) semakin efektif dan cenderung menjadi lebih hemat,” kata Lukman di Jakarta, pada Selasa (28/4/2015).
Perampingan jumlah titik pemondokan, jelas Lukman, juga memudahkan pergerakan jama’ah selama di Makkah. Menag mengatakan, efisiensi titik pemondokan berkontribusi dalam memangkas ongkos naik haji.
Selain itu, terdapat unsur lain untuk efisiensi seperti penerbangan langsung ke Madinah tanpa harus transit di Jeddah untuk jama’ah haji gelombang satu dan dua. “Dengan begitu, biaya pemondokan, katering dan transportasi transit dapat dipangkas,” ujar Lukman.
Menurut Lukman, penurunan BPIH tahun ini termasuk yang paling kompetitif dibanding lima tahun terakhir yaitu menjadi 2.717 dolar AS. Bandingkan dengan 3.364 dolar AS yang merupakan BPIH tahun 2010, 3.537 dolar AS (2011), 3.617 dolar AS (2012), 3.527 dolar AS (2013) dan 3.219 dolar AS (2014).
Kendati demikian, Menag memberikan jaminan jika turunnya BPIH tidak akan menurunkan kwalitas pelayanan haji, tapi justru pelayanan akan mengalami peningkatan. Terdapat salah satu pelayanan yang diharapkan akan lebih baik dari tahun sebelumnya karena sewa penginapan tahun ini memakai sistem blocking time.
Lewat sistem itu, kata Lukman, pemerintah dapat menentukan sendiri penginapan yang akan ditempati jama’ah. Berbeda dengan sistem “majmuah” seperti pada tahun lalu, yaitu dengan penetapan lokasi pemondokan jama’ah oleh otoritas persatuan hotel di Arab Saudi.
Pada tahun 2015 ini, kuota haji Indonesia yang diberikan pemerintah Arab Saudi sebanyak 168.800 orang. Berdasarkan jadwal, pemberangkatan haji akan dimulai pada tanggal 21 Agustus 2015. [GA/Ant]