BALTIMORE (Panjimas.com) – Kerusuhan besar terjadi di Kota Baltimore, Negara Bagian Maryland, Amerika Serikat (AS) pada Senin (27/4/2015) waktu setempat. Ratusan massa dari warga kulit hitam Afro-Amerika menjarah pertokoan, merusak dan membakar gedung-gedung, merusak mobil polisi dan menyebabkan 15 polisi mengalami luka-luka.
Kerusuhan terjadi menyusul pemakaman Freddie Gray (25 tahun), seorang lelaki kulit hitam yang tewas setelah dianiaya polisi kulit putih. Kerusuhan terjadi hanya beberapa blok saja dari upacara pemakaman. (Baca: Warga Kulit Hitam AS di Baltimore Mengamuk Atas Pembunuhan yang Dilakukan Polisi Kulit Putih)
Rusuh kemudian menjalar hingga ke sebagian besar wilayah West Baltimore. Kerusuhan ini menjadi yang terparah sejak kerusuhan di Ferguson, Missouri pada tahun 2014 lalu yang juga menyebabkan konfrontasi warga Afro-Amerika versus polisi kulit putih.
Gubernur Negara Bagian Maryland, Larry Hogan menyatakan keadaan darurat dan menerjunkan tentara Garda Nasional untuk menangani para warga. Selain membakar gedung dan menjarah toko-toko, para warga yang bersenjatakan tongkat pemukul juga memecahkan kaca-kaca jendela mobil di depan hotel-hotel di kota tersebut.
Sementara itu, Walikota Baltimore, Stephanie Rawlings-Blake memberlakukan jam malam di seluruh kota mulai Selasa (28/4/2015) malam. Seluruh orang dewasa dilarang keluar rumah, dengan pengecualian mereka yang bekerja atau para pekerja medis yang menangani keadaan darurat.
Saat ini, jam malam untuk anak-anak sudah diberlakukan. Pejabat kota juga meminta bantuan 5.000 personel penegak hukum. Kematian Gray pada tanggal 19 April lalu memicu kemarahan publik. Warga Afro-Amerika itu mendapat perlakuan kasar dan penganiayaan dari polisi kulit putih hingga akhirnya tewas. [GA/reuters/suara]