JAKARTA (Panjimas.com) – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali memicu kontroversi di tengah masyarakat Indonesia. Ahok menggulirkan wacana dan ide gila untuk memberikan sertifikat kepada para pelacur di DKI Jakarta pada Senin (27/4/2015).
Tidak hanya sertifikasi kepada para pelacur, mantan Bupati Bangka Belitung beragama Kristen ini juga berencana untuk membuat tempat khusus pelacuran dengan alasan ketertiban. Lokasisasi tersebut rencananya akan dibangun di Pulau Seribu. Gagasan ini pun menuai kecaman dari berbagai pihak.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengaku heran dengan cara berpikir Ahok itu. “Jadi, Ahok ini tujuannya apa. Dia tidak sensitif terhadap moralitas, agama, dan budaya yang dianut oleh bangsa Indonesia. Itu yang saya tidak tahu,” katanya di Jakarta, pada Senin (27/4/2015).
Mu’ti menegaskan persoalan bangsa tidak hanya soal korupsi sebagaimana yang sering dikoar-koarkan oleh Ahok. Seolah-olah kalau tidak korupsi, semua urusan selesai. Padahal Moralitas dan agama ini juga urusan bangsa yang harus dijaga.
“Saya kira dia sudah over confident, mentang-mentang tidak korupsi lantas bisa seenaknya,” kelakarnya. (Baca: Gila!! Ahok Akan Buat Apartemen Khusus Pelacuran & Sertifikasi Para Pelacur)
Menurut Mu’ti, sesuai dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, setiap warga negara wajib memeluk dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Tugas pemerintah adalah membina moralitas keagamaan tersebut.
“Jadi, kalau Ahok melegalkan protitusi sama saja dia melanggar amanat yang terkandung dalam sila pertama Pancasila,” tegasnya. (Baca: Makin Gila!! Ahok Sebut Nabi Sekalipun Tak Bisa Hilangkan Prostitusi). [GA/ROL]