JAKARTA (Panjimas.com) – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama, atau biasa disapa Ahok, mengatakan, bagi warga keturunan Tionghoa, sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sudah seperti dewa.
“Saya rasa kalau orang Tionghoa menganggap Gus Dur itu seperti Ceng Ho, kayak dewa,” kata Ahok, pada peresmian patung Gus Dur masa kecil, di Taman Amir Hamzah di Pegangsaan, Jakarta Pusat, Sabtu.
Dalam pandangan Ahok, sosok Gus Dur sangat menginspirasi, terutama pada sekitar awal 2000 saat dimana muncul ketidaksukaan terhadap etnis Tionghoa. Pada akhir Orde Lama menyusul Orde Baru berkuasa, ada “kebiasaan” memakai “nama Indonesia” bagi warga keturunan Tionghoa Indonesia.
“Cuma dia presiden yang ngaku kalau dia keturunan Tionghoa. Waktu dulu saya mau jadi gubernur saudara saya bilang tidak tahu malu, sepupu saya saja bilang begitu itu si ‘koko’ Ahok tidak tahu diri. Tapi dia tidak tahu Gus Dur sudah bisik-bisik sama saya, kamu bisa jadi gubernur,” kenang Ahok.
Gus Dur juga yang memberi semangat luar biasa dan membuat dirinya berani.
“Kita terima kasih kepada Yayasan Komodo Dragon yang membuat patung Gus Dur Ini karena ini menginsiprasi. Bahwa di republik ini dengan berdasarkan konstitusi kita siapa pun bisa jadi presiden dan gubernur, bupati walikota dan UU kita itu menjamin,” katanya.
Ahok juga mengaku dia bisa menjadi sosok seperti sekarang ini karena ketularan Gus Dur.
“Jadi kadang-kadang kalau kita ikut jejak Gus Dur ngomong apa-adanya, maka pasti ada resiko dimakzulkan, jadi saya ikut Gus Dur saja,” tambah Ahok. [AW/Antara]