JAKARTA (Panjimas.com) – Pelaksana tugas (Plt) Ketua Bidang Pendidikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas mengatakan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak cocok menjadi Gubernur DKI Jakarta atau pemimpin di Indonesia.
Pernyataan itu diungkapkan Abbas menanggapi rencana mantan Bupati Bangka Belitung itu yang akan membuat dan membuka toko khusus penjualan minuman beralkohol (minol) atau miras.
“Jadi kemungkinannya hanya politik ekonomi liberal yang memang tidak membawa-bawa agama ke dalam kehidupan ekonomi, dan itu cocoknya menjadi gubernur bukan di Jakarta atau indonesia tapi di Texas Amerika sana,” tegas Abbas, pada Sabtu (18/4).
Abbas pun mempertanyakan ideologi yang dipakai Ahok dalam menjalankan politik ekonomi selama ini. Karena menurut Abbas, kalau ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 jelas sekali tidak akan merealisasikan kebijakan gila yang dimaksud Ahok tersebut.
Abbas mengungkapkan alasan Ahok yang akan membuat tempat khusus penjualan miras guna pertumbuhan ekonomi tidak berdasar. Menurut Abbas, strategi pertumbuhan ekonomi harus sesui dengan ideologi politik bernegara.
Ideologi negara Indonesia, lanjut Abbas, adalah Pancasila Berketuhanan Yang Maha Esa. Maka bisa dipastikan ketuhanan merujuk pada ajaran agama yang mengedepankan etika dan moral.
“Kalau pertimbangannya kepentingan ekonomi maka pertanyaannya kepentingan ekonomi siapa yang akan dibela oleh Ahok apalagi kalau kita baca tulisan Bung Hatta yang mengatakan bahwa politik perekonomian mengemukakan tujuan yang normatif, dimana coraknya ditentukan oleh idiologi politik negara dan paham kemasyarakatan,” ungkapnya.
Abas juga mengungkapkan untuk apa ekonomi Indonesia tumbuh tapi akibat dari pertumbuhan ekonomi tersebut rakyat Indonesia tidak bisa hidup tenang dan damai, bahkan ribuan dari jiwa penduduk Indonesia melayang karena dampak buruk mengkonsumsi alkohol dan miras. [GA/ROL]