BEKASI (Panjimas.com) – Ketua Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Agus Abdullah mengungkapkan bahwa pemerintah dalam hal ini BNPT yang mengajukan rekomendasi penutupan situs-situs Islam kepada Kemenkominfo beberapa waktu lalu telah bertindak serampangan. (Baca: Di Balik Tragedi Pemblokiran, Situs Media Islam Disikapi Kemenkominfo Seperti Situs Porno)
Hal ini terbukti dari sejumlah situs Islam yang diblokir itu salah satunya selama ini sering bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
“Pemerintah dalam hal ini telah melakukan tindakan yang sembrono dan serampangan,” kata Agus Abdullah, dalam tablig akbar ‘Di Balik Tragedi Pemblokiran Media Islam’ di Islamic Center Kota Bekasi, Jl. Ahmad Yani no 22, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Ahad (19/5/2015).
Situs Gema Islam misalnya, selama ini menjadi mitra BNPT juga ikut ‘disikat’ dan menjadi korban pemblokiran. Padahal, belum lama ini pemiliki situs tersebut ikut mendukung anti terorisme ala BNPT dengan mendatangkan ulama Yordania Ali Hasan Al-Halabi.
“Situs yang pemiliknya atau yayasannya selalu bekerja dengan BNPT untuk penanggulangan terorisme. Bahkan terakhir yang acara BNPT bersama ulama Yordania Ali Hasan Al-Halabi yang menjadi penerjemahnya adalah Ustadz Yusuf Baisa, Ustadznya situs Gema Islam,” ujarnya.
Namun di sisi lain, Gema Islam cukup tegas menyuarakan anti Syiah. Berdasarkan fakta tersebut, Ketua JITU mengutip pernyataan Anggota Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, Mustofa B Nahrawardaya bahwa situs-situs Islam diblokir lantaran anti Syiah.
“Menurut analisis beliau, semua situs-situs yang diblokir itu anti Syiah, artinya apa? Jadi itu bukan masalah radikalnya,” ucapnya.
Dengan demikian, kini menjadi sebuah tanda tanya besar bagi umat Islam tentang otak di balik pemblokiran media Islam.
“Pertanyaannya, siapa yang membisiki BNPT kalau begitu?” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, 19 situs Islam beberapa waktu lalu sempat diblokir oleh Kemenkominfo.
Amat disayangkan, semua situs-situs Islam tersebut ternyata menurut Ketua JITU disikapi seperti situs porno, dimana ia bisa langsung diblokir ketika menerima aduan tanpa melakukan klarifikasi kepada pengelola situs.
Berkat upaya keras pengelola situs dan dukungan masyarakat, alhamdulillah beberapa situs Islam kini bisa dibuka kembali. [AW]