JAKARTA (Panjimas.com) – Akhir-akhir ini beredar broadcast pesan singkat maupun melalui media sosial berupa seruan dan ajakan dari para mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia untuk menurunkan Presiden Jokowi pada tanggal 20 Mei 2015 mendatang.
Menjelang aksi demo mahasiswa besar-besaran pada bulan Mei 2015 tersebut, kini beredar surat mengatasnamakan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang mengundang para Ketua BEM. Sejumlah pihak menduga undangan tersebut untuk menggembosi gerakan mahasiswa.
Surat berkop Kementerian Sekretariat Negara unit kerja Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden tersebut tertanggal 14 April 2015. Surat itu ditandatangani oleh Sekretaris Wantimpres bernama Subiantoro dan berstempel Kementerian Sekneg.
Surat itu berisi undangan kepada para Ketua BEM serta pimpinan Ormas Mahasiswa dan Pemuda untuk menjadi narasumber diskusi terbatas bertajuk “Dialog Mencari Solusi Permasalahan Bangsa”.
Sebagaimana terterta dalam surat tersebut, acara diskusi dilakukan pada Selasa 21 April 2015 pukul 12.00 WIB hingga 16.00 WIB di ruang Rapat Besar lantai II, Kantor Dewan Pertimbangan Presiden, jalan Veteran III nomor 2, Jakarta Pusat.
Pada lampiran juga tercantum nama-nama Ketua BEM yang diundang. Mereka antara lain dari UI, ITB, IPB, Unibraw, UGM, Unhas, Universitas Muhamadiyah Makassar, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta serta USU. Selain itu juga mengundang KAMMI, Ketua GMNI, Ketua GMKI, Ketua PMKRI, PB HMI serta PMII.
Uchok Al Ayubi, Ketua BEM Nusantara yang juga Presiden Mahasiswa UIN Yogyakarta mengaku tak diundang. “Saya belum tahu, karena memang tidak mendapat surat undangan tersebut,” ujar Uchok saat dihubungi dari Jakarta, pada Kamis (16/4/2015).
Beberapa pimpinan ormas Kemahasiswaan dan Pemuda yang dihubungi juga belum memberikan jawaban. Demikian pula beberapa Ketua BEM yang disebutkan dalam lampiran undangan tersebut juga belum merespon saat dihubungi dan dimintai konfirmasi. [GA/TS/intg]