SUKOHARJO (Panjimas.com) – A’wan Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), Habib Achmad Zein Alkaf mengungkapkan adanya sejumlah masyarakat awam dan para tokoh yang masih sangsi dengan kekafiran Syi’ah.
Salah satu hujjah atau alasan serta syubhat yang biasa dihembuskan oleh orang-orang Syi’ah maupun para pembela Syi’ah adalah, tentang bolehnya orang Syi’ah masuk Mekkah dan melakukan ibadah haji. (Baca: Ribuan Umat Islam Sukoharjo Banjiri Tabligh Akbar Mewaspadai Pengaruh Bahaya Syi’ah di Indonesia)
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ketua Front Anti Aliran Sesat (FAAS) ini menegaskan bahwa kekafiran Syi’ah tidak diukur dari boleh dan tidaknya orang-orang Syi’ah memasuki Kota Mekkah dan berhaji. (Baca: Tokoh NU: Perbedaan Islam & Syi’ah Bukan Hanya Masalah Furu’, Tapi Juga Ushul)
“Jadi, bisa berhaji dan masuk ke Mekkah itu bukan syarat dan penghalang tidak kafirnya orang Syi’ah,” tegas Habib Zein saat menjadi pemateri dalam acara tabligh akbar berjudul “Menjalin Silaturahmi, Menjaga Keutuhan NKRI & Mewaspadai Pengaruh Syi’ah” di Masjid Agung Baiturrohman Sukoharjo Jawa Tengah (Jateng) pada Ahad (12/4/2015) pagi.
“Untuk mengukur Syi’ah itu sesat atau Kafir pedomannya bukan perkataan Saiq Aqil atau Umar Syihab atau orang yang dikasih fulus sama Syi’ah seperti mereka-mereka itu. Tapi ukuran Syi’ah itu Kafir atau tidak yang jadi rujukannya adalah Al Qur’an dan As Sunnah,” jelas anggota MUI Jatim ini.
“Sekarang coba KTP mereka disuruh ganti agamanya ditulis Syi’ah, pasti mereka akan diusir dan ditendang oleh pemerintah Saudi. Lha mereka itu bisa masuk ke Mekkah karena didalam KTP mereka agamanya tertulis Islam,” tandas Habib Zein. [GA]