RIYADH (Panjimas.com) – Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan koalisi Arab Teluk pimpinan Arab Saudi terhadap milisi pemberontak Syi’ah Houthi Yaman membuat Negara Syi’ah Iran yang sejak awal mendukung penuh Syi’ah Houthi mulai khawatir.
Terkait hal itu, Arab Saudi menolak seruan Negara Syi’ah Iran untuk menghentikan serangan udara mereka ke Yaman. Menteri Luar Negeri (Menlu) Saudi, Saud al-Faisal mengatakan jika serangan udara mereka terhadap pemberontak Syi’ah Houthi untuk membantu pemerintahan Yaman yang sah.
“Bagaimana Iran menyeru menghentikan pertempuran di Yaman. Kami datang ke Yaman untuk membantu otoritas yang sah, dan Iran tidak bertanggung jawab atas Yaman,” kata al-Faisal dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Prancis, Laurent Fabius di Arab Saudi, Riyadh, pada Ahad (12/4/2015) waktu setempat seperti dilansir Al Jazeera.
Arab Saudi dan sekutu Arabnya memulai serangan udara terhadap milisi Syi’ah Houthi yang beraliansi dengan Iran di Yaman pada 26 Maret 2015. Arab Saudi mengklaim invasinya untuk mencegah Syi’ah Houthi memperluas kendali mereka di seluruh negeri.
Syi’ah Houthi menyerang ibukota Yaman, Sanaa pada September 2014. Kemudian pada bulan Februari menempatkan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi menjadi tahanan rumah dan menuntut dia melakukan reformasi politik.
Sembilan negara Arab, lima di antaranya anggota enam negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), merupakan bagian koalisi Arab Saudi, yang juga didukung oleh Amerika Serikat (AS).
Arab Saudi yang mayoritas beragama Islam Sunni khawatir para pemberontak Syi’ah Houthi akan mengambil alih seluruh negeri dan memindahkannya ke Negara Syi’ah Iran. Sementara itu, Fabius telah menyatakan dukungan untuk serangan udara Saudi terhadap Syi’ah Houthi.
“Mengenai Yaman, kami di sini untuk menunjukkan dukungan kami, terutama politik, pemerintah Saudi,” katanya.
Kerajaan Arab Saudi adalah sekutu penting dari Prancis, dan Fabius menegaskan bahwa Prancis secara alami menjadi mitra untuk pemulihan stabilitas di Yaman. Paris sejauh ini belum menyatakan apa pun selain dukungan politik untuk Saudi.
“Ini akan diperlukan, pada satu saat atau lainnya, untuk mengadakan pembicaraan untuk solusi politik,” kata Fabius. Sebelumnya, pemimpin spiritual dan tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa tindak pidana koalisi melawan Syi’ah Houthi harus diakhiri. [Muhajir/ROL]