SUKOHARJO (Panjimas.com) – Umat Islam dari berbagai macam elemen Islam di Kota Sukoharjo Jawa Tengah (Jateng) pada Ahad (12/4/2015) pagi terlihat begitu ramai dan antusias mendatangi Masjid Agung Baiturrohman Sukoharjo untuk menghadiri tabligh akbar berjudul “Menjalin Silaturahmi, Menjaga Keutuhan NKRI & Mewaspadai Pengaruh Syi’ah”.
Tabligh akbar yang diselenggarakan oleh Forum Bersama Umat Islam (FBUI) Sukoharjo ini menghadirkan dua pemateri skala nasional dan lokal tingkat Jateng. Mereka adalah Ketua PWNU Jatim dan Anggota MUI Jatim, Habib Achmad Zein Alkaf, serta Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PW Muhammadiyah Jateng dan Direktur Ponpes Imam Syuhodo Sukoharjo ustadz Sholahuddin Sirizar, Lc. MA.
Acara yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB itu diawali dengan pembacaan tilawah Al Qur’an oleh ustadz Abdurrohim, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari panitia acara dan Wakil Bupati Sukoharjo yang mewakili Bupati Sukoharjo yang berhalangan hadir.
Dalam sambutannya, panitia acara menyatakan bahwa tabigh akbar tersebut diadakan bukan untuk mengalihkan issue ISIS yang sedang ramai diberitakan media massa lokal maupun nasional. Tabligh akbar Ahad pagi itu juga bukan untuk memprovokasi warga dan umat Islam.
“Jadi ada yang beranggapan bahwa acara pada pagi hari ini adalah upaya untuk mengalihkan issue ISIS, saya tegaskan bukan. Saya kira kita dan sejumlah pihak semua sepakat, untuk tidak bersepakat dalam menyikapi soal ISIS ini,” ujar perwakilan panitia dengan nada bercanda.
“Tapi soal Syi’ah ini sudah menjadi ancaman nyata dan didepan mata kita di negara Indonesia. Realita dan fakta yang terjadi disejumlah daerah dan belahan bumi lainnya sudah membuktikannya. Untuk itu kami merasa perlu untuk mewanti-wanti masyarakat akan bahaya Syi’ah ini,” tegasnya.
Tabligh akbar kemudian dilanjutkan pada acara inti yang di moderatori oleh ustadz Qowiyuddin Suparno. Sebelum para pembicara menyampaikan materinya, ustadz Qowiyuddin terlebih dahulu membacakan biodata dua pemateri secara sekilas.
Ustadz Sholahuddin yang diberi kesempatan pertama menyampaikan materinya seputar makna, kewajiban dan tahapan-tahapan ukhuwah Islamiyyah. Dalam pemaparan awalnya, ustadz Qowiyuddin menghimbau umat Islam akan pentingnya menjalin ukhuwah Islamiyyah untuk melawan musuh Islam secara bersama-sama.
Ustadz Sholahuddin juga menekankan tentang pentingnya praktek berjama’ah bagi umat Islam sebagai pondasi awal untuk membentuk masyarakat madani. Alumni universitas di Baghdad Iraq ini juga memberikan peringatan tentang bahayanya berpecah belah, sembari mengutip QS. Ali ‘Imron ayat 103.
Sedangkan Habib Zein Alkaf sebagai pemateri kedua lebih banyak menjelaskan tentang seluk beluk, ajaran dan aqidah agama Syi’ah. Selain itu, Habib Zein juga mengungkapkan sepak terjang kaum Syi’ah di berbagai negara yang pada akhirnya bisa mengancam stabilitas keamanan negara yang ada komunitas Syi’ah didalamnya.
Habib Zein juga mengkritisi upaya kaum Syi’ah di Indonesia yang menawarkan jargon ukhuwah Islamiyyah. Menurut Habib Zein, jargon menjalin ukhuwah Islamiyyah hanyalah manipulasi dan bentuk Taqiyyah yang dilakukan orang Syi’ah di Indonesia.
Di Indonesia, kaum Syi’ah terlihat begitu santun, tapi di Negara Syi’ah Iran, sudah tak terhitung lagi berapa banyak umat Islam dan para ulama yang di penjara dan digantung tanpa proses peradilan, di bantai dengan sadis dan keji, dan tidak diberi haknya sebagai warga negara.
Setelah para pemateri menyampaikan pemaparannya, acara dilanjutkan dengan tanya jawab sekitar 30 menit. Acara yang selesai pada pukul 11.30 WIB ini berjalan dengan tertib dan lancar. Dari pantauan wartawan Panjimas.com, diperkirakan lima ribu umat Islam di Sukoharjo dan sekitarnya terlihat memadati area masjid baik didalam dan diluar ruangan. [GA]