JAKARTA (Panjimas.com) – Ulama muda sekaligus pakar Fiqih, Dr Ahmad Zain An Najah, mengungkapkan bahwa keterpurukan umat Islam di negeri mayoritas Muslim, Indonesia lantaran tak mengenal politik Islam.
Umat Islam pada umumnya hanya meneladani sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sisi ibadah ritual saja. Padahal, Rasulullah selain sebagai Nabi dan Rasul, juga seorang pemimpin negara.
“Kita harus melihat bahwa Rasulullah adalah penguasa, Rasulullah ada pemimpin negara, Rasulullah yang menghukumi orang-orang yang menyeleweng, menghukumi orang-orang yang melanggar. Punya negera, punya hukum, punya tentara,” kata Dr Ahmad Zain An Najah dalam Pengajian Politik Islam (PPI) yang digelar di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Ahad (12/4/2015).
Murid Syaikh Utsaimin itu juga menyayangkan, kebanyakan di majelis ta’lim, pesantren hingga perguruan tinggi, hanya mengajarkan sunnah Rasulullah dari sisi ibadah pribadi, namun tidak mengajarkan ibadah Rasulullah dalam hal tata negara.
“Kita mengambil contoh dari Rasulullah hanya ibadah-ibadah yang pribadi, ibadah-ibadah negara tidak pernah diajarkan diajarkan di sekolah-sekolah, di pesantren-pesantren, di preguruan tinggi. Makanya di pengajian politik, kita membahas bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu berpolitik, apa ayat-ayat politik, apa hadits-hadits politik kita harus tahu,” ujar da’i asal Klaten itu.
Untuk itu, ia mengimbau kepada kaum Muslimin agar tidak hanya mempelajari agama Islam dari sisi ritual ibada semata, namun juga mempelajari Islam dari sisi politik dan bernegara.
“Kalau kita paham politik, umat Islam paham ayat-ayat politik insya Allah umat Islam akan menang dalam pertarungan politik,” tandasnya. [AW]