JAKARTA (Panjimas.com) – Sejumlah tokoh Islam pada Sabtu (11/4/2015) menyambangi kediaman Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia untuk menyatakan dukungan terhadap pemerintah Saudi yang memimpin operasi peperangan melawan Decisive Storm terhadap milisi pemberontak Syi’ah Houthi di Yaman.
Ketua Umum Rabithah Ulama Dan Dai Asia Tenggara, Muhammad Zaitun Rasmin mengatakan aksi pemberontak Syi’ah Houthi tidak bisa dibiarkan. Penolakan terhadap upaya solusi damai dinilai harus disikapi dengan tegas.
“Melihat kondisi di Yaman yang mengkhawatirkan dan juga berdampak dua kota suci Makkah, Madinah, melawan aksi militer yang ekstrim suatu kewajiban,” kata Rasmin di kediaman Dubes Arab Saudi, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Sabtu (11/4/2015).
Meski mendukung, dia berharap konflik ini segera berakhir agar tidak membuat khawatir umat Islam dalam menjalankan ibadah haji atau umroh. Ia yakin, jika kawasan Timur Tengah pulih, maka membuat kestabilan keamanan di wilayah tersebut.
Namun, kalau sebaliknya perang masih bergejolak maka ancamannya bisa mengganggu keamanan Madinah dan Makkah yang merupakan dua kota untuk ibadah haji.
Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Mustafa Yaqub mengingatkan umat Islam untuk mendukung upaya yang dilakukan Saudi berserta negara Arab Teluk lain yang memerangi pemberontak Syi’ah Houthi. Apalagi upaya yang dilakukan Arab Saudi dan koalisi atas permintaan resmi dari pemerintah Yaman.
“Umat Islam di Indonesia harus mendukung Saudi Arabia karena permintaan yang sah dari Pemerintah Yaman. Kedua, ini dibenarkan menurut Al Qur’an. Sudah berusaha didamaikan, tapi menolak. Maka perjuangkan,” ujarnya.
Sedangkan Ketua Umum Persatuan Islam (Ketum Persis), Maman Abdurahman menyebut Saudi wajib melindungi negara tetangga yang jelas diganggu. Dari kronologis peristiwa, lanjut Maman, pantas dicemaskan aksi pemberontak Syi’ah Houthi yang melakukan penyerangan di Yaman seperti kota Aden.
“Maka sudah selayaknya negara-negara tetangga itu melindungi diri dan juga negara lain. Sudah dilakukan perdamaian, tapi ditolak, dan itu pelangggaran. Mewujudkan rasa aman, tentram dan tidak terganggu,” kata Maman.
Dalam acara pertemuan dengan Dubes Saudi, Musthafa Ibrahim Al-Mubarak ini, tampak juga perwakilan dari Pengurus Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yunahar Ilyas. Ada pula perwakilan dari PBNU, Ketua Lajnah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), Noor Ahmad. [GA/dtk]