BIRMINGHAM (Panjimas.com) – Islamophobia kembali terjadi di Benua Eropa. Sebanyak 100 guru dan asisten pengajar di Birmingham, Inggris dapat dilarang mengajar di berbagai sekolah seumur hidup karena diduga mengajarkan Islam radikal dan radikalisme.
Dilaporkan The Sunday Times, hal tersebut terkait dengan penyelidikan yang tengah dilakukan oleh National College for Teaching and Leadership (NCTL) atas sejumlah lulusannya yang kini mengajar di berbagai sekolah negeri di Birmingham.
NCTL merupakan lembaga pendidikan yang memiliki hak untuk menerapkan pelarangan mengajar terhadap lulusannya yang kini menjadi guru. Saat ini, NCTL tengah menyelidiki 30 kasus penyebaran paham Islam radikal yang disinyalir dilakukan di ruang-ruang sekolah.
“NCTL kini tengah memerika sekitar 30 guru, tetapi secara total ada sekitar 100 guru yang akan diperiksa,” kata sebuah sumber yang dekat dengan proses penyelidikan, dikutip dari The Sunday Times pada Jum’at (10/4/2015).
“Terdapat sebanyak 100 atau lebih pendidik, termasuk guru, asisten dan staf pengajar. Departemen Pendidikan membantu memberikan informasi untuk menguatkan penyelidikan NCTL, atau memberikan sejumlah nama lain untuk diperiksa,” kata sumber tersebut.
Salah satu kasus yang tengah diselidiki oleh NCTL adalah dugaan penyebaran paham Al Qaeda dalam Park View Academy yang tersebar lewat video. Dalam video tersebut, sang guru terlihat menghukum siswanya dengan membuat mereka berlutut di lantai.
Sementara, lebih dari 50 anggota staf di berbagai sekolah di Birmingham juga diduga bertukar pesan dalam grup sosial media WhatsApp (WA) dengan memperbincangkan hal yang melecehkan kaum homoseksual, tentara Inggris, soal pemisahan antara siswa laki-laki dan perempuan.
Informasi tentang penyelidikan NCTL muncul seiring dengan laporan dari dewan dari Tower Hamlets, di London timur, setelah sejumlah gadis remaja memutuskan untuk bergabung dengan Daulah Islam (IS) di Suriah. Hal ini membuat orang tua siswa lainnya khawatir.
Sejak itu, puluhan ribu selebaran telah didistribusikan, berisi imbauan agar para orang tua menyimpan paspor anak mereka untuk mencegah mereka pergi ke Suriah selama liburan Paskah, baik bergabung dengan Daulah Islam (IS) atau kelompok jihadis lainnya seperti Jabhah Nushrah (JN) yang terkait Al Qaeda. [Muhajir/CNN]