TEHERAN (Panjimas.NET) – Pemimpin spiritual dan tertinggi Negara Syi’ah Iran, Ayatollah Ali Khamenei tidak terima sekutu dekatnya, yakni milisi pemberontak Syi’ah Houthi di Yaman dibombardir oleh Arab Saudi dan koalisi negara Arab Teluk.
Pada Kamis (9/4/2015), Ali Khamenei mengutuk serangan udara koalisi Arab Teluk pimpinan Arab Saudi terhadap milisi Syi’ah Houthi di Yaman. Tak hanya itu, Ali Khamenei juga menyebut serangan Saudi kepada Syi’ah Houthi di Yaman sebagai “aksi kriminal”.
“Langkah ini tidak bisa diterima di kawasan ini dan saya mengingatkan mereka mesti menghentikan aksi kriminal di Yaman ini,” kata dia dalam laman resminya.
“Pemerintah Saudi mesti mengakhiri sesegera mungkin kejahatan yang mengerikan ini,” sambung Khamenei.
Koalisi yang beranggotakan sembilan negara Arab ini dipimpin oleh Saudi dengan dukungan Amerika Serikat (AS). Koalisi ini melancarkan ofensif udara pada 26 Maret 2015 untuk menghentikan gerak maju milisi Syi’ah Houthi dukungan Iran dan bersekutu dengan pasukan yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Milisi Syi’ah Houthi telah menguasai bagian terbesar Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, dan telah memaksa Presiden Abedrabbo Mansour Hadi kabur ke Aden. “Yang tengah dilakukan pemerintah Saudi di Yaman jelas sama dengan apa yang dilakukan rezim Zionis di Gaza,” kata Khamenei penuh retorika.
“Ini pembantaian, genosida dan bisa dituntut secara internasional,” kata dia. “Jelas Saudi akan menderita,” kata dia tanpa merinci lebih jauh maksud perkataan “menderita”. Namun sejumlah media Arab menafsirkan bahwa hal itu sebagai sebuah ancaman Iran kepada Saudi.
Iran yang Syiah dan Saudi yang Sunni saling bersaing di kawasan Teluk, dan berpihak berbeda dalam konflik di Suriah. Teheran menyokong Presiden Bashar al-Assad, sedangkan Riyadh mendukung pihak oposisi.
“Kita berbeda dengan Saudi pada berbagai soal politik, namun kita selalu mengatakan mereka telah menunjukkan ketenangan dan martabat dalam hubungan luar negeri mereka,” kata Khamenei.
Khamenei juga mengutuk dukungan Washington kepada koalisi Arab dengan berkata bahwa, “adalah sifat Amerika Serikat untuk mendukung agresor. Pesawat tempur mereka telah membuat ruang udara Yaman menjadi tidak aman dan mereka tidak menyebutnya intervensi. Sebaliknya, mereka malah menuduh Iran mengintervensi”. [Muhajir/Ant/Okz]