JOLO, FILIPINA (Panjimas.NET) – Tentara Filipina bentrok dengan sekitar 200 pejuang Abu Sayyaf yang dikait-kaitkan Al Qaeda pada Kamis (9/4/2015). Dalam baku tembak tersebut, 2 tentara Kafir Filipina tewas dan 6 pejuangan dikabarkan gugur, kata wanita juru bicara tentara.
Para tentara itu sedang meronda di pulau bergolak Jolo ketika bentrok dengan pejuang Abu Sayyaf, kata wanita juru bicara tentara Kapten Rowena Muyuela, lapor AFP. “Baku tembak itu berlangsung dua jam,” katanya kepada wartawan.
Sepuluh pejuang Abu Sayyaf dan 15 tentara Kafir Filipina dikabarkan mengalami cedera dalam pertempuran itu, tambahnya.
Abu Sayyaf yang didirikan dengan dana awal dari Al Qaeda pada awal 1990-an, disalahkan atas banyak serangan mematikan di Filipina, termasuk pemboman kapal tambang di teluk Manila pada 2004, yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Namun beberapa waktu lalu, pemimpin utama Abu Sayyaf menayangkan rekaman video dirinya dan beberapa orang bersenjata pada tahun lalu berjanji setia atau berbai’at kepada Daulah Islam (IS) yang sedang berjihad melawan koalisi rezim Syi’ah pimpinan Iran dan koalisi salibis internasional pimpinan Amerika Serikat (AS).
Pemerintah baru-baru ini meningkatkan gerakan besar terhadap kelompok keras Moro di berbagai bagian Filipina selatan. Serangan pasukan khusus polisi pada Januari 2015 lalu juga mengakibatkan warga Malaysia Zulkifli Abdhir gugur, yang tercatat dalam daftar “Teroris Paling Dicari” FBI.
Empat puluh empat polisi khusus juga tewas dalam bentrokan itu, yang kemudian membuat malu pemerintah Presiden Benigno Aquino dan membayangi upayanya mencapai perjanjian perdamaian dengan pejuang arus utama Moro.
Pasukan Amerika Serikat (AS) juga memainkan peran sangat penting dalam serangan gagal terhadap pejuang Moro di Filipina, yang menewaskan 44 personel polisi khusus, kata laporan Senat, yang disiarkan pada Maret 2015.
Laporan Senat itu menyatakan Aquino harus bertanggung jawab atas kematian tersebut, tapi juga mengangkat masalah pertanggungjawaban AS, sekutu lama ketentaraan Filipina yang menolak mengumumkan perannya dalam gerakan tersebut.
Gerakan besar-besaran pada Februari 2015 hingga Maret 2015 terhadap kelompok bersenjata lain Moro, Pejuang Kebebasan Islam Bangsa Moro (BIFF) membuat 140 pejuang gugur, kata tentara. Enam tentara Kafir Filipina juga tewas.
BIFF menentang pembicaraan perdamaian dan pemimpinnya juga berjanji setia kepada Daulah Islam. Negara berpenduduk sebagian besar Kristen Filipina berperang bertahun-tahun melawan berbagai kelompok bersenjata Moro, yang memperjuangkan kemerdekaan di selatan, tanah air leluhur mereka. [Muhajir/Ant]