ADEN (Panjimas.NET) – Negara-negara Teluk Arab dan Yordania menginginkan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk memasukkan anak mantan presiden Yaman dan pemimpin pemberontak Syi’ah Houthi ke dalam daftar hitam dan memberlakukan embargo senjata bagi mereka.
Para ahli dari 15 anggota DK PBB mengadakan pertemuan pada Selasa (7/4/2015) untuk membahas rancangan resolusi yang akan memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan untuk Ahmed Saleh, mantan kepala pasukan elit Garda Republik dan Abdul Malik al-Houthi, pemimpin milisi pemberontak Syi’ah Houthi.
Ayah Ahmed, mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, dan dua pentolan Syi’ah Houthi lain, Abd al-Khaliq al-Houthi dan Abdullah Yahya al-Hakim dimasukkan ke daftar hitam oleh DK PB November 2014 lalu. Tentara loyalis mantan presiden Yaman itu kini bersekutu bersama milisi Syi’ah Houthi.
Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap Syi’ah Houthi di negara tetangganya, Yaman hampir dua minggu yang lalu dengan koalisi yang terutama terdiri dari empat negara sekutu Teluk Arab. Amerika Serikat (AS) mengatakan akan mempercepat pasokan senjata ke koalisi Saudi.
Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi yang sudah tersingkir ke Aden setelah ibu kota Sanaa direbut akhirnya melarikan diri ke Arab Saudi dan kini berada di Riyadh.
Draf resolusi ini diusulkan oleh Yordania dan enam anggota Dewan Kerja Sama Teluk. Isinya juga menganjurkan embargo senjata pada lima pria tersebut dan semua orang yang bertindak atas nama mereka atas arahan mereka di Yaman. Itu berarti, kepada semua anggota Syi’ah Houthi dan loyalis Saleh.
Resolusi itu juga berisi seruan kepada negara-negara anggota, khususnya di negara-negara tetangga Yaman, untuk memeriksa semua kargo ke Yaman, karena ditakutkan kargo itu berisi kiriman senjata.
Yordania dan negara-negara Teluk Arab telah bernegosiasi terlebih dulu dengan negara pemegang hak veto PBB; Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Inggris dan Tiongkok, seminggu sebelum mengedarkan draf resolusi ke semua 15 anggota dewan pada Senin lalu.
Seorang diplomat yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan Rusia menyarankan bahwa embargo senjata juga harus diberlakukan pada pemerintah Yaman. Tapi duta Arab Saudi untuk PBB, Abdallah Al-Mouallim mengatakan langkah tersebut akan menjadi tidak adil.
Pada Sabtu pekan lalu, Rusia mengajukan rancangan resolusi sendiri yang menuntut jeda dalam serangan udara oleh koalisi negara Arab untuk memungkinkan evakuasi warga asing di Yaman.
Yordania dan Teluk Arab menyatakan rancangan resolusi yang mereka ajukan “menyerukan semua pihak untuk memfasilitasi evakuasi oleh negara yang bersangkutan dan organisasi internasional terhadap warga sipil dan personil mereka dari Yaman”. [Muhajir/CNN/Reuters]