JAKARTA (Panjimas.NET) – Pemerintahan Jokowi-JK menolak dipersalahkan atas kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram (kg) yang melambung tinggi, yakni sebesar Rp 7.000 per tabung di tingkat agen dan pengecer mulai tanggal 1 April 2015.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Sofyan Djalil menyatakan elpiji tabung biru merupakan bahan bakar yang tak lagi disubsidi sehingga PT Pertamina (Persero) punya hak untuk menyesuaikan harganya.
“Elpiji 12 kg kan itu sebenarnya dari dulu tidak disubsidi. Selama ini pemerintah suruh Pertamina (tahan harga), sekarang dilepas supaya masyarakat ikut menanggung beban,” ujar Sofyan usai menggelar rapat koordinasi di kantornya, pada Sabtu (4/4/2015).
Seperti diketahui, Pertamina pada 2 Januari 2015 pernah menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 18 ribu per tabung, sebelum akhirnya diturunkan kembali atas desakan Presiden Jokowi. Kali ini, belum ada rencana intervensi dari pemerintah untuk menekan BUMN migas itu membatalkan kenaikan.
“Kenaikan elpiji tidak diam-diam karena memang tidak disubsidi,” jelas Sofyan Djalil.
…Harga elpiji 12 kg naik supaya masyarakat ikut menanggung beban rugi negara…
Disinggung mengenai risiko migrasi pengguna ke elpiji 3 kg, Sofyan menegaskan hal itu tak boleh terjadi. menurutnya, menjadi tugas Pertamina untuk mengawasi dan memastikan distribusi elpiji 3 kg menyasar pada kelompok masyarakat yang berhak disubsidi.
“Migrasi tidak boleh terjadi. Itu tugas Pertamina pengawasannya. Kalau ada pengoplosan, harus ada tindakan hukum,” kata Sofyan menegaskan.
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menjelaskan rencana penyaluran elpiji bersubsidi 3 kg secara tertutup masih dalam kajian. Pertamina selaku BUMN yang ditugaskan menjual masih mengkalkulasi efektifitas dan dampaknya terhadap neraca perusahaan.
“Pertamina sedang pikirkan itu karena dia (bisa) rugi juga kalau elpiji 12 kg menjadi tidak laku,” tuturnya.
Sebelumnya, Manajamen Pertamina di Jakarta pada Kamis (2/4/2015) menyatakan pihaknya berhak melakukan perubahan harga elpiji 12 kg tanpa harus terlebih dulu mengumumkannya ke masyarakat. Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina, Muchamad Iskandar mengatakan harga Elpiji 12 kg bisa berubah sewaktu-waktu karena bukan barang subsidi seperti Elpiji 3 kg. [GA/CNN]