SOLO (Panjimas.com) – Pengamat dan Praktisi Media Islam, Ustadz Abdulrochim Ba’asyir mengecam sikap sepihak Kemenkominfo yang membredel media-media Islam.
Ustadz Abdulrrochim Ba’asyir menengarai, pembredelan tersebut lantaran pemerintah tak suka melihat kebangkitan media Islam. Sebab, selama ini media Islam selalu menyuguhkan informasi pembanding dari pemberitaan sesat media mainstream.
“Mereka gerah dengan kebangkitan media-media Islam yang selama ini membongkar kedok mereka dalam pemberitaan dan menyesatkan masyarakat dengan opini. Masyarakat kan sekarang mendapatkan informasi pembanding, jadi mereka justru merasa tidak nyaman,”kata Ustadz Abdulrochim Ba’asyir kepada Panjimas.com, Senin (30/3/2015).
Ia menilai, sikap Kemenkominfo dan BNPT tidak fair dalam menghadapi media Islam. Padahal, selama ini mereka selalu berbicara upaya preventif dan dialog. Di sisi lain, media Islam pun tak pernah mengusik eksistensi media mainstream sekuler.
“Jika mereka fair harusnya mereka bicara secara gentle menghadapi media Islam itu bukan malah main tutup seperti itu. Ini menunjukkan, siapa sebenarnya kalangan yang anti dialog dan anti berbicara secara adil, sebenarnya mereka sendiri yang melakukan,” ujar putra Ustadz Abu Bakar Ba’asyir itu.
Dengan demikian, hal itu makin membuktikan arogansi pemerintah terhadap umat Islam. Sebab, umat Islam sebenarnya memiliki hak untuk mendapatkan informasi, dari manapun sumbernya, khususnya media Islam.
“Ini bentuk arogansi pemerintah sebenarnya terhadap media-media Islam karena bagaimanapun seharusnya masyarakat itu diberikan akses penuh terhadap informasi. Tidak boleh pemerintah menahan informasi, karena itu adalah hak bagi semua warga masyarakat,” ungkapnya. [AW]