JAKARTA (Panjimas.com) – Direktur Pengkajian Kebijakan Strategis Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI), Jaka Setiawan mengungkapkan bahwa Upaya penutupan situs berita Islam adalah puncak kegagalan BNPT dalam melakukan propaganda anti ISIS.
ISIS yang oleh BNPT ingin dijadikan sebagai icon baru terorisme di Indonesia terasa absurd tatkala isu politik nasional kian panas.
“Circumtensenya tidak terakumulasi, timingnya tidak tepat, karena isu politik nasional, kenaikan BBM, kisruh dualisme parpol dan rupiah yang melemah lebih kuat,” kata Jaka Setiawan kepada Panjimas.com, Senin (30/3/2015).
Sebelumnya melalui corong berbagai media khususnya TV, isu ISIS menjadi pemberitaan yang over-expose. Namun, untung tak dapat diraih malang tak dapat dihindari, ternyata kampanye anti ISIS tersebut gagal.
“Sebab pemberitaan yang over-expose oleh TV secara tidak langsung telah ikut memperkenalkan dan menyosialisasikan ISIS, sekaligus memperbesar kuriusitas masyarakat untuk semakin ingin tahu seluk beluk dan gerak gerik kelompok ini. Artinya TV membantu menyebarkan sekaligus mengajak masyarakat menyelami idologi ISIS,” ungkapnya.
Puncak kegagalan over-expose tersebut Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) secara resmi telah mengeluarkan surat edaran kepada lembaga penyiaran berjaringan nasional (televisi swasta nasional) agar tidak lagi menyiarkan secara berlebihan berita tentang ISIS. Keputusan ini diambil didasarkan atas dampak negatif over-expose penyiaran.
“Jadi, dalam soal ISIS TV tidak lagi efektif dijadikan sebagai alat propaganda. Padahal kita tahu bahwa anggaran media untuk propaganda anti ISIS itu pasti besar dan belum pernah diaudit,” ujarnya.
Selain itu, surat permintaan penutupan situs/website dari BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Bernomor 149/K.BNPT/3/2015 yang berisi pemblokiran situs/website radikal, sudah sepatutnya ditolak.
“Dan kita berharap pasti akan ditolak oleh panel ahli dari KomInfo. Karena panel ahli ini berasal dari tokoh Islam dan ormas Islam yang kompeten seperti dari Muhammadiyah dan NU,” tandasnya. [AW]