JAKARTA (Panjimas.com) – Perilaku keji dan tidak manusiawi yang dilakukan Densus 88 Antiteror Mabes Polri dengan mendobrak pintu Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfizhul Qur’an al Mukmin di Malang Jawa Timur (Jatim) dan membuat histeris para santri dan anak-anak yang sedang menghafal Al Qur’an membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam tindakan brutal tersebut.
“Tindakan Densus 88 sudah di luar batas prikemanusiaan. Apalagi sampai menodongkan senjata kepada anak-anak usia muda seperti itu,” ujar Wasekjen MUI, KH Tengku Zulkarnain, pada Senin (30/3/2015). Baca: Keji!! Densus 88 Todongkan Senjata Pada Anak-Anak Saat Geledah Sebuah Yayasan di Malang)
Alasan Densus 88 menyerbu ponpes tersebut karena tempat tersebut merupakan milik Helmi Alamudi, salah satu warga Malang yang diduga terlibat dengan Daulah Islam (IS), menurut Tengku tidak bisa dijadikan pembenaran bagi Densus 88 maupun pihak kepolisian untuk bertindak arogan seperti itu.
Menurut Tengku, ada cara-cara yang lebih elegan dan sesuai prosedur penyidikan ketimbang melakukan aksi brutal semacam itu. “Oknum-oknum di tubuh Densus 88 sudah lama disinyalir sangat anti pada Islam dan umat Islam. Sudah waktunya Densus 88 dibubarkan,” tegasnya. (Baca: Keluarga Orang yang Ditangkap Densus 88 Mengaku Kehilangan Uang Usai Digeledah)
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, Jefri sangat kecewa dan marah serta menganggap pihak Densus 88 tidak sopan saat menggeledah sekolah yang dikelolanya itu. Karena tindakan penggeledahan itu, anak-anak yang sedang belajar di rumahnya ketakutan karena Densus 88 sempat menodongkan senjata kepada anak-anak yang masih dibawah umur itu.
“Saat penggeledahan sedang berlangsung proses belajar mengajar. Ada gebrakan pintu dari luar, kemudian kami membukakan pintu. Pintu itu tidak bisa dibuka karena memang ada kayu dipasang, diganjalkan di situ,” ungkap Jefri di Rumah Tarbiyah dan Tanfidh Al Mukmin, pada Jum’at (27/3/2014).
Bahkan, salah satu pengajar perempuan di tempat itu, Ummu Bariroh sempat tersulut emosinya saat menceritakan kejadian itu. “Kalian bisa sopan enggak sih? Anda ketuk pun saya pasti buka. Kita tidak tahu menahu langsung didobrak saja,” jelas Ummu Bariroh. [GA/ROL]