MALANG (Panjimas.com) – Selain suka over acting dalam menjalankan aksinya dan juga membuat teror terhadap warga dan keluarga yang ditangkap, Densus 88 Antiteror Mabes Polri ternyata juga banyak catatan negatif dalam setiap melakukan penggeledahan disebuah tempat.
Bilqis Munabari, salah satu keluarga yang ditangkap Densus 88 di Malang Jawa Timur (Jatim) karena diduga terlibat dengan Daulah Islam (IS), menyayangkan proses penggeledahan dilakukan oleh Densus 88. Selama proses penggeledahan, menurut dia semua ruangan diacak-acak, termasuk kamarnya. (Baca: Keji!! Densus 88 Todongkan Senjata Pada Anak-Anak Saat Geledah Sebuah Yayasan di Malang)
Menurut Bilqis, tim berlogo Burung Hatu tersebut juga menjebol pintu kamar yang selama ini ditinggali Hakim beserta istri dan anaknya dengan cara yang sangat kasar sehingga menimbulkan kerusakan. (Baca: Densus 88 Tangkap 2 Warga Malang Diduga Terlibat Daulah Islam (IS)
“Saya saja keluarganya tidak boleh masuk untuk melihat proses penggeledahan. Saya baru masuk setelah penggeledahan selesai. Kondisi rumah sudah acak-acakan termasuk kamar saya. Rumah ini dihuni saya, kakak saya (Abdul Hakim Munabari -red) dan adik saya (Nur Camelia -red),” kata Bilqis di Malang, pada Jum’at (27/3).
Selain itu, Bilqis juga mengaku kehilangan sejumlah uang yang berada di rumahnya setelah proses penggeledahan. Jumlah uang hilang sebesar Rp 18 juta. Dengan rincian Rp 6 juta miliknya dan Rp 12 juta punya kakaknya. Duit itu diletakkan di ruang terpisah. Duit miliknya Rp 5 juta disimpan di laci meja dapur, dan Rp 1 juta di laci meja kamar. Sedangkan uang Rp 12 juta milik kakaknya disimpan di dalam kamar.
“Saya tidak menuduh, tapi hanya ingin tahu apakah uang itu dijadikan barang bukti apa tidak. Saya sudah tanya ke RT, RW dan Kelurahan, mereka juga tidak tahu. Katanya, tidak ada uang yang disita polisi saat melakukan penggeledahan. Padahal itu bukan uang saya pribadi. Itu uang donor dari perkumpulan Wanita Islam,” ungkap Bilqis. [GA/mrdk]