JAKARTA (Panjimas.com) – Direktur Eksekutif Institute Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan bahwa keputusan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) kembali menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai bukti tak adanya konsep manajemen pengelolaan ekonomi yang baik.
Bahkan, Enny mengkritik manejemen yang diterapkan oleh pemerintahan Jokowi, sama saja seperti manajemen warung kopi (warkop). “Semakin tidak jelas mengelola negara. Ini manajemen warkop,” ujar Enny di Jakarta pada Jum’at (27/3/2015). (Baca: Ternyata Harga Pertamax di Malaysia Lebih Murah Ketimbang Harga Premium di Indonesia)
Enny menjelaskan, gaya pemerintah Jokowi dalam mengelola negara, terutama ekonomi saat ini, cenderung reaktif dan hanya berorientasi jangka pendek. Salah satu kebijakan yang dinilai Enny reaktif adalah penghapusan subsidi BBM. (Baca: Meningkatnya Harga Minyak Dunia Asalan Tak Masuk Akal Pemerintahan Jokowi Naikkan Harga BBM)
Menurut Enny, kebijakan penghapusan subsidi BBM membuat harga BBM dilempar ke harga pasar. Akibatnya, harga BBM naik-turun dengan mudah karena mengacu harga minyak dunia yang berfluktuasi. Apalagi kata dia, pengelolaan negara yang dilakukan pemerintah Jokowi tak memiliki konsep yang jelas.
Enny bahkan menyebut pemerintah Jokowi tak memiliki perencanaan kebijakan yang baik. Hal itu yang dinilai Enny sama dengan cara mengelola ala warkop yang terbilang sederhana. “Karena dengan menghapus subsidi kan artinya tidak memperhitungkan secara komprehensif. Kita setuju pengurangan subsidi tapi kan kalau seperti ini tidak rasional,” tegasnya.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, rakyat Indonesia, khususnya masyarakat menengah kebawah siap-siap gigit jari dan banting tulang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sebab, Pemerintahan Jokowi-JK kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per tanggal 28 Maret 2015 pada pukul 00.00 WIB.
“Mulai besok, BBM mengalami kenaikan sebesar Rp 500 per liter,” kata Customer Relation MOR VII Pertamina Sulawesi, Ibnu Adiwena, di Manado, pada Jum’at (27/3/2015) seperti dilansir Antara. (Baca: Ironi!! Pemerintahan Jokowi Naikkan Lagi Harga BBM Jenis Premium & Solar Per 28 Maret 2015)
Harga premium menjadi Rp 7.300 per liter, dan harga solar menjadi Rp 6.900 per liter. Terjadi kenaikan harga premium dan solar sebesar Rp 500 per liter. Harga premium sebelumnya ialah Rp 6.800 per liter, sedangkan harga solar Rp 6.400 per liter. [GA/kmps]