JAKARTA (Panjimas.com) – Penyebaran dan perkembangan Daulah Islam (IS) yang terjadi di Timur Tengah ternyata membuat pemerintah Indonesia khawatir. Setelah akhir-akhir ini melakukan propaganda besar-besaran melalui program Deradikalisasi kepada masyarakat di media massa, kini pemerintah juga menargetkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di mana napi “teroris” ditahan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV pada Selasa (24/3/2015), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Saud Usman Nasution menyatakan bahwa pemerintah mengendus adanya penyebaran dan perkembangan pengaruh Daulah Islam (IS) kepada napi lainnya.
Saud bahkan menyebut jika pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang kini ditahan di Lapas Pasir Putih Nusakambangan Cilacap sebagai salah satu sosok sentral penyebaran Daulah Islam (IS) di Indonesia yang menjadi sorotan pemerintah.
“Ada napi yang sudah kita proses hukum kemudian tinggal di penjara, (mereka) tidak baik dan malah makin radikal. Dan juga saat ini masih ada sekitar 25 napi yang masih di penjara dan masih radikal. Seperti misalnya Abu Bakar Ba’asyir,” kata Saud.
BNPT Gelar Safari Jum’at Sepekan Sekali ke Setiap Lapas, Masjid & Ponpes
Sebelumnya, Kapolres Temanggung, AKBP Dwi Indra Maulana mengatakan, pihaknya telah menurunkan ratusan personel untuk mensosialisasikan bahaya Daulah Islam (IS) di masjid-masjid dan sejumlah ponpes.
“Para Kapolsek ini setiap hari menyambangi tokoh-tokoh masyarakat maupun tokoh agama. Kemudian pada hari Jum’at secara khusus para Kapolsek dan perwira staf serta unit patroli Sabhara itu melakukan kegiatan safari Jum’at,” ujar Dwi.
Program ini rencananya akan dijalankan juga oleh BNPT untuk menangkal pengaruh Daulah Islam (IS) di setiap Lapas. Sebab menurut Saud, untuk menangkal penyebaran dan perkembangan Daulah Islam (IS) butuh kerja yang berkesinambungan dengan setiap lembaga, termasuk Kemenkum HAM. [GA]