KUWAIT (Panjimas.com)- Pakar sekaligus Pemikir Akademik Kuwait terkemuka, Abdullah Al Nafisi mengatakan bahwa Iran telah menempati daerah dataran Arab yang luasnya 16 kali dari negeri Palestina.
Al Nafisi menambahkan dalam wawancara dengan Channel Wesal, bahwa Amerika ingin menjadi polisi (keamanan-red) yang melindungi kepentingannya di kawasan itu, sebagaimana hal tersebut menunjukan bahwa komandan Garda Revolusi Iran, Qasem Sulaimany berhasil patroli mengitari Iraq lewat pemandangan kawasan negara-negara teluk.
Al Nafisi mengungkapkan bahwa Dewan Pakar dan Kebijaksanaan Rezim Iran telah membahas gagasan gagasan baru untuk adanya referendum di Iraq agar bergabung dengan Iran, ujarnya.
Ia menambahkan, negara negara teluk telah menelantarkan kaum ahlussunnah di Iraq tanpa ada pembelaan, yang nantinya memungkinkan bagi Iran untuk campur tangan di sana.
Nafisi sendiri mengutarakan bahwa teror yang dilancarkan oleh houtsi di Yaman bersamaan dengan politik Iran yaitu mempersenjatai penduduk yaman, menurut pendapatnya.
Ia meminta untuk tidak terbenak dalam fikiran dapat hidup berdampingan dengan houtsi karena houtsi bagian dari antrian Iran dan para komandan mereka di Teheran, seluruhnya merupakan agenda Iran, katanya.
Al Nafisi juga menyerukan kepada seluruh Ahlussunnah di Yaman agar menyatukan barisan dan misi, mencari sumber persenjataan dan pembiayaan mereka.
Ia menegaskan bahwa pertempuran melawan Iran ini sangat panjang dan membutuhkan kesiapan matang, jiwa yang terlatih.
Al Nafisi mencatat bahwa 70 % pemuda-pemuda Al Ahwaz menganggur dari pekerjaan mereka meskipun faktanya al Ahwaz mengandung 90% dari kekayaan minyak Iran. [Nzal]