TUNISIA (Panjimas.com)- Pihak Keamanan Tunisia menangkap lebih dari 20 aktifis muslim yang diduga menjadi tersangka terkait dengan serangan terhadap Museum Nasional Bardou, seiring dibacakan peringatan keamanan sesuai dengan prosedur termasuk menugaskan tentara lainnya menjaga dan mengawasi kota-kota besar di Tunisia.
Seorang Juru Bicara Kementrian Dalam Negeri Tunisia, Muhammad Ali Al’ Arwiy mengatakan bahwa pasukan keamanan telah beroperasi menggelar kampanye, melaksanakan tuntutan mengawasi dan menangkap ekstrimis (aktifis jihadi-red), kampanye ini dilancarkan langsung pada hari rabu lalu termasuk juga di dalam Ibu Kota.
Tunisia kembali mendapatkan serangan bersenjata dahsyat pasca revolusi, sontak Kepala Pemerintahan Tunisia Al Habib Shaid angkat bicara setelah serangan tersebut.
Menurut laporang media, beberapa aktifis muslim yang ditangkap lewat kampanye keamanan Tunisia tersebut ada yang baru kembali dari Suriah dan kabarnya mereka bergabung dibarisan faksi mujahidin.
Sekertaris Keamanan Tunisia, Rafiq Assyali mengatakan bahwa para pelaku penyerangan Museum Bardo diduga kuat telah mengikuti pelatihan senjata di Libya setelah menyusup bulan Desember lalu sebelum kembali ke Tunisia.
Sementara itu, wakil Jubir Umum Tunisia mengatakan bahwa penyelidikan setelah penyerangan tersebut telah membuat kemajuan dan akan berbicara perkembangan besar yang signifikan, tanpa dijelaskan lebih lanjut. [Nz/aljzera]