JAKARTA (Panjimas.com) – Mahfouzt Firdaus (47), warga Desa Rancakasumba, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, menenggak racun serangga hingga dilarikan ke Klinik Kesehatan Marlina di kawasan itu.
Mahfouzt adalah ayah dari Asyahnaz Yasmin (26) yang ditangkap otoritas Turki saat hendak menuju Suriah bersama 16 WNI lainnya.
Pusat HAM Islam Indonesia (PUSHAMI) yang membawahi Direktorat Pemantauan Media menilai bahwa fenomena tersebut merupakan korban pemberitaan media hitam.
Ini pelanggaran HAM, jelas! Mereka yang asal nuduh ini kan juga disebabkan oleh media hitam, termasuk juga para preman hitam diantaranya peran aparat
Begitu maraknya pemberitaan media hitam terhadap 16 WNI yang ditangkap di Turki dikaitkan dengan ISIS, menurut PUSHAMI adalah pelanggaran Ham, lewat trial by the press. Akibatnya, bukan hanya membunuh karakter seseorang tapi juga bisa membunuhnya secara fisik, lantaran tekanan mental. (Baca: Ombat: Jangan Sesat di Akhir Zaman karena Fitnah Media Sekuler terhadap Thaifah Manshurah)
“Ini pelanggaran HAM, jelas! Mereka yang asal nuduh ini kan juga disebabkan oleh media hitam, termasuk juga para preman hitam diantaranya peran aparat,” kata Direktur Eksekutif PUSHAMI, Muhammad Hariadi Nasution, kepada Panjimas.com, Rabu (18/3/2015).
Hariadi juga mengungkapkan bahwa seharusnya pemerintah bisa membicarakan permasalahan tersebut secara baik dengan keluarga bersangkutan. Bukan malah menebar pernyataan memojokkan di berbagai media.
Inilah dosa-dosa media sekuler, media hitam yang memberitakan!
“Tidak ada pembicaraan dari hati ke hati atau kekeluargaan terhadap pihak keluarga yang bersangkutan dengan berembug misalnya. Tapi ini langsung di media diberitakan diduga mereka akan bergabung dengan ISIS,” ujar pria yang akrab disapa Ombat ini.
Apalagi, pemahaman masyarakat awam terhadap hukum masih rendah, sehingga meskipun baru diduga, orang akan beranggapan seolah dipastikan sebagai pelaku yang bersalah. Ditambah lagi, pemberitaan tersebut sengaja ‘digoreng’ pihak tertentu.
“Di negara ini, pengertian diduga itu sudah berubah seolah dia dipastikan pelakunya,” tuturnya.
Ombat pun menyimpulkan bahwa fenomena upaya bunuh diri yang dilakukan orang tua salah satu dari 16 WNI tersebut akibat kejahatan media hitam.
“Inilah dosa-dosa media sekuler, media hitam yang memberitakan!” tandasnya. [AW]