JAKARTA (Panjimas.com) – Pada Selasa (17/3/2015) lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnana alias Ahok hadir dalam acara talkshow live di KompasTV dengan moderator Aiman Witjaksono. Tidak ada proses editing dalam siaran live tersebut, dan rekamannya pun langsung beredar di internet. Media sosial pun terkejut ketika melihat video ada kata-kata yang tidak pantas dan kasar keluar dari mulut Ahok.
Dengan wajah merah dan emosi, Ahok marah dan beberapa kali ucapkan kata “Taik”. Moderator sudah memberi peringatan dengan halus, tapi Ahok tidak memperdulikannya. (Baca: [Video] Tak Bermoral Bacot Ahok Bilang “Taik” Saat Talkshow Live di Televisi)
Terkait hal itu, Anggota DPR RI asal Dapil DKI Jakarta, Tantowi Yahya pun ikut berkomentar. Anggota DPR yang juga artis ini juga berkomentar soal polemik antara Ahok dengan DPRD DKI. Namun, Tantowi lebih menyoroti pada gaya bicara mantan Bupati Bangka Belitung beragama Kristen itu yang menurutnya kasar.
“Bagaimana seorang kepala daerah menggunakan kata-kata yang tidak layak, gunakakan nama hewan, maling, sampai elu gua yang tidak boleh disampaikan dalam komunikasi formal begitu,” ujar Tantowi dalam jumpa pers di gedung DPR RI, di Jakarta, pada Kamis (19/3/2015).
Tantowi menggelar jumpa pers dengan kapasitasnya sebagai anggota legislatif dari Dapil Jakarta. Dia mengaku sudah turun ke dapilnya di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Hasilnya, kata Tantowi, warga DKI Jakarta menyatakan tidak suka dengan etika Ahok.
“Saya sependapat kepala daerah adalah panglima terdepan dalam kejujuran, kebersihan dan komitmen untuk berantas korupsi. Setuju. Tapi harus diperjuangkan dengan tetap kedepankan etika yang berlaku,” kata pimpinan komisi I DPR itu.
Menurutnya, Ahok melanggar etika sopan santun warga Indonesia yang ketimuran dan dikenal beretika. Sayangnya, lanjut tantowi, justru gaya Ahok itu ada juga yang mendukung dan Ahok menurutnya nyaman dengan endorsement itu.
“Jangan salahkan anak-anak kita ngomong ke orang tua ‘lu bajingan’, ‘dasar maling lu’, ‘bajingan lu!’. Tentu kita harus bertanggungjawab, kita harus sadarkan tidak boleh kita dipimpin oleh pemimpin yang umbar kata-kata yang memancing permasalahan,” kritiknya.
”Dari hasil pantaun saya mereka (warga DKI Jakarta -red) keberatan dengan kata-kata yang disampaikan orang tertinggi di DKI,” tegasnya. [GA/dtk]