JAKARTA (Panjimas.com) – Fenomena Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS/ISIS) yang terus menguasai wilayah di Timur Tengah khususnya Iraq dan Suriah serta pengelolaan negara yang berdasarkan syari’at Islam ternyata menarik perhatian dan simpati dari umat Islam di seluruh dunia.
Tak pelak hal itu membuat umat Islam dan masyarakat dunia internasional dari 5 benua berbondong-bondong untuk hijrah ke bumi Daulah Islam. Terkait hal itu, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) akan membatasi dan memperketat perjalanan dan pengiriman TKI ke Timur Tengah.
“Kita perketat dari segi teknis, dan juga kita bekali wawasan kebangsaan dalam masa pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) dan welcoming program di negara penempatan,” kata Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid di Jakarta, pada Sabtu (14/3/2015).
Menurut Nusron, dengan pembekalan nilai kebangsaan maka semakin mengentalkan nasionalisme dalam diri masyarakat Indonesia dan para calon TKI. Sehingga, kata Nusron, ke-Indonesiaan dan ke-Islaman mereka tidak akan goyah dengan adanya IS/ISIS. Nusron menjelaskan, saat ini pengiriman TKI ke negara di Timur Tengah hanya untuk sektor formal, karena untuk sektor informal sudah ditutup.
Dengan adanya PAP dan welcoming program, menurut Nusron sangat kecil peluang bagi WNI yang akan menjadi anggota dan bergabung dengan IS/ISIS. Apalagi, kata Nusron, setiap pengajuan izin kerja ke luar negeri juga harus ada kontrak dari company negara penempatan.
“Dan kontrak itu harus disetujui atau di-endorsement oleh perwakilan kita di luar negeri (Kedutaan dan KJRI). Kalau yang minta itu agency tidak dikenal, kami harus curiga. Ini bentuk kehati-hatian kita,” ujar Nusron yang juga Ketua Ansor.
Nusron mengaku pihaknya sudah pernah menolak permohonan dari mitra agency yang tidak dikenal. Nusron khawatir bahwa IS/ISIS akan melakukan rekrutmen dan tawaran kerja kepada WNI. Hal ini seiring dengan adanya 16 WNI yang ditahan pihak Turki karena disinyalir hendak menyeberang ke Suriah. [GA/Lip6]