JOMBANG (Panjimas.com) – Ekspansi dan perluasan wilayah besar-besaran yang dilakukan Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS/ISIS) di Timur Tengah (Timteng) ternyata tidak hanya membuat para penguasa negara-negara Timteng khawatir, gusar dan resah.
Daerah dan negara yang wilayahnya jauh dari Timteng seperti Indonesia ternyata juga ramai dan heboh sendiri dengan adanya fenomena IS/ISIS yang saat ini memang menjadi pusat perhatian dunia internasional. Bahkan, Indonesia berencana mencabut kewarganegaran bagi WNI yang akan hijrah dan bergabung dengan IS/ISIS.
Tak hanya pemerintah, Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) pimpinan Said Aqil Siradj juga sibuk dengan adanya IS/ISIS di Timteng sana. Bahkan PBNU secara khusus akan membahas fenomena IS/ISIS saat menggelar Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur (Jatim) pada 1-5 Agustus 2015.
Menurut Ketua Umum (Ketum) PBNU, Said Aqil bahwa IS/ISIS merupakan kelompok yang mengatasnamakan agama dan tidak jelas, tapi patut diwaspadai. Dihadapan Gubernur Jatim, Sukarwo, Said Aqil juga menghimbau pemerintah tetap tenang karena jika masih ada NU di Indonesia, Indonesia akan tetap aman.
“Karena kami siap meladeni ISIS. Kami akan akan membuat fatwa supaya kita bisa berperang melawan terorisme termasuk ISIS,” sesumbar Said Aqil saat memberikan sambutan acara serangkaian kegiatan menuju launching Muktamar ke 33 NU di parkir utara Kantor PWNU Jatim, pada Sabtu (14/3/2015) malam.
Terkait dengan adanya 16 Warga Negara Indonesia (WNI) yang hilang di Turki dan diduga bergabung dengan IS/ISIS, Said menilai hal itu bisa lebih berbahaya daripada kelompok Bom Bali. Sebab menurut Said, doktrin IS/ISIS menyuruh anggotanya memerangi atau membunuh saudaranya sesama muslim.
“Saya mengimbau kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, khususnya Pak Gubernur Pakde Karwo. Jika 10 WNI warga Surabaya itu kembali ke Tanah Air, mereka akan lebih berbahaya dari pada pelaku bom bali seperti Imam Samudera dan Imam Hambali. Karena kelompok ISIS lebih berbahaya daripada kelompok Al Qaeda,” ujarnya.
Launching Muktamar tersebut selain dihadiri Ketum PBNU Said Aqil, juga dihadiri sejumlah tokoh dan pejabat seperti Rais Syuriah PWNU Jatim KH Miftakhul Akhyar, Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah, Gubernur Jatim Soekarwo, Wagub Jatim Saifullah Yusuf, Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko, dan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto. [GA/Lip6]