JAKARTA (Panjimas.com) – Aparat kepolisian mengungkapkan telah mendapatkan identitas 16 warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap aparat di Turki. Setelah penangkapan diumumkan aparat Turki Jumat lalu (13/3/2015), kemarin Polri sudah mengantongi identitas seluruh WNI itu.
Sebanyak 16 WNI tersebut berasal dari tiga keluarga. Yakni, keluarga Ririn Andriani, Tiara Nurmayanti, dan Daeng Stanzah. Plus dua orang yang berangkat tanpa anggota keluarga, yakni M. Ihsan Rais dan Aisyahnas Yasmin.
”Identitas 16 WNI itu kami dapatkan dari Interpol Turki,” terang Kadivhumas Polri Irjen Pol Ronny F. Sompie Ahad (15/3/2015).
Ririn pergi ke Suriah diduga untuk menyusul suaminya, Achsanul Huda asal Paciran, Lamongan, yang lebih dulu masuk ke negeri itu. Ririn mengajak serta tujuh anaknya yang berinisial QMH, NS, JFN, IW, ANI, ARR, dan AU.
Menurut data yang dimiliki Polri, Achsanul adalah rekan Ustadz Siswanto, yang juga sudah masuk ke Suriah. Berdasarkan informasi yang dihimpun aparat kepolisian, keduanya mungkin telah meninggal dalam konflik ISIS dengan pemerintah Suriah dan Iraq.
”Itu kabar terakhir soal Achsanul,” kata Ronny.
Seperti Ririn, Tiara juga mengajak serta satu anaknya yang berinisial SHK. Tiara merupakan istri seorang terduga teroris yang bernama Hidayah. Hidayah telah meninggal dalam penyergapan oleh Densus 88 di Tulungagung.
”Belum diketahui mengapa Tiara tetap berangkat ke wilayah ISIS,” jelas Ronny.
Sementara itu, Daeng Stanzah asal Ciamis, Jawa Barat, mengajak serta istri, Ifah Syarifah, beserta anak mereka. Dalam waktu dekat, 16 WNI yang tertangkap tersebut akan dipulangkan ke Indonesia.
Ririn dkk sebenarnya ditangkap aparat di Turki sejak Januari lalu. Namun, selama beberapa bulan pemerintah Turki merahasiakannya. Mereka baru mengumumkan adanya 16 WNI yang ditangkap setelah ada laporan bahwa 16 WNI dari satu paket wisata hilang di negeri itu beberapa pekan lalu. Namun, 16 WNI yang dilaporkan hilang tersebut berbeda dengan 16 WNI yang ditangkap. [AW/jp, dbs]