SOLO (Panjimas.com) – Muhammad Arif, kakak tertua dari Fauzi Umar dan Hafidz Umar Babher, 2 Warga Negara Indonesia (WNI) yang hilang di Turki mengaku sedih dengan tudingan bila kedua adiknya tersebut menghilang karena bergabung dengan Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS/ISIS). (Baca: Tepis Fitnah Gabung IS Karena Uang, Keluarga WNI: Ekonomi Hafidz & Fauzi Tercukupi)
Arif mengaku bertambah sedih karena kedua adiknya itu juga dituding sebagai anggota Jama’ah Islamiyyah (JI). Arif mengatakan jika kedua adiknya itu bukan anggota JI. Selain itu, keberangkatan mereka ke Turki bersama ketiga anak serta istrinya.
“Ayah (Umar Salim -red) sedih banget saat mendengar kalau kedua anaknya serta menantu dan ketiga cucunya hilang di Turki. Tambah sedih lagi saat dikaitkan dengan ISIS. Mereka bukan anggota JI. Dan kalau mereka mau bergabung, mana mungkin istri dan anaknya yang masih kecil diajak,” jelas Arif di Kantor Badan Konsultasi dan Bantuan Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta (BKBH UMS) Solo, pada Senin (9/3/2015).
Menurut Arif, keluarga sangat menyayangkan pihak travel yang hingga saat ini belum juga menghubungi keluarga menyusul hilangnya anggota keluarga mereka di Turki. Menyangkut apakah pihak keluarga akan melakukan tuntutan kepada pihak Travel, Arif mengaku belum terpikirkan.
“Kami belum terpikir untuk melakukan tuntutan kepada pihak travel. Meski sampai saat ini pihak Travel belum menghubungi keluarga. Yang terpenting saat ini kami menenangkan orang tua dulu. Terus menyangkut adanya sms yang menyatakan kalau menghilangnya mereka tidak usah dicari itu tidak benar. Paling itu dari pihak travel sendiri yang sms,” ujarnya.
Menurut Arif, kedua adik serta istri dan ketiga anaknya Hafid berangkat ke Turki pada 23 Februari lalu dan kembali ke Indonesia itu pada akhir pekan pertama pada bulan Maret. Saat ini pihak keluarga hanya berharap kedua adiknya yang hilang di Turki bersama istri dan ketiga anaknya tersebut, bila masih berada di Timur Tengah untuk segera menghubungi mereka.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Marciano Norman mengatakan hingga saat ini pihaknya masih terus mendalami perkembangan informasi yang menyebutkan adanya 16 WNI yang diduga bergabung dengan Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS). Mereka terakhir kali terpantau pergi ke Turki. (Baca: Hilang di Turki, 16 WNI Diduga Bergabung dengan Islamic State (IS))
“Ada 16 WNI yang ikut dengan salah satu biro perjalanan ke Turki, dan ke-16 WNI itu pada saatnya harus kembali ke Indonesia. Tapi sampai saat ini belum kembali,” kata Marciano di Kantor Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (4/3/2015). [GA/PK]