SOLO (Panjimas.com) – Amir Biniyabah Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT), ustadz Sholeh Ibrohim mensinyalir penetapan tersangka dan penahanan terhadap 5 (lima) aktivis Islam Anti Miras Kota Solo (Agus Junaidi, Robi, Ribut, Hudzaifah dan Dani) adanya campur tangan anggota Satlantas Polres Solo. (Baca: Astaghfirullah, Aktivis Islam Anti Miras Kota Solo Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka)
Untuk itu, tokoh Islam senior Kota Solo ini menyatakan bahwa aparat kepolisian harus terbuka dan transparan dalam memproses kasus tersebut. Selain itu, ustadz Sholeh menegaskan bahwa jika mau fair dan adil, seharusnya para penjual miras yang meresahkan warga juga harus ditangkap dan ditahan. (Baca: Ada Indikasi Campur Tangan Pihak Lain Soal Penahanan 5 Aktivis Islam Anti Miras Solo)
“Yaa buktinya mereka para penjual miras kan masih berjualan dan sepertinya aman-aman saja menjalankan bisnis haramnya. Ada apa ini? Kalau polisi bertindak cepat merespon keluhan warga, gak mungkin kan mereka menghubungi dan meminta laskar Islam untuk mengingatkan para penjual miras itu,” jelas ustadz Sholeh saat ditemui Panjimas.com di kediamannya pada Selasa (10/3/2015).
“Jadi menurut saya, kalau aparat kepolisian itu mau fair dan adil dalam memberantas miras, maka para penjual dan produsen miras itu juga harus ditangkap dan ditindak dengan segera. Sebab masyarakat ini sudah sangat resah dengan peredaran miras,” tegas ustadz Sholeh yang juga pengurus Ponpes Al Mukmin Ngruki Solo ini.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, aktivis Islam Anti Miras Kota Solo yang gencar menyelamatkan warga dari bahaya laten miras justru ditangkap aparat kepolisian saat mengingatkan penjual miras agar tidak lagi berjualan karena warga sudah resah. Hal ini terjadi pada hari Rabu (4/3/2015) malam. (Baca: Selamatkan Warga dari Bahaya Miras, 6 Aktivis Islam Solo Justru Ditangkap Polisi)
“Kemarin Rabu (4/3/2015) malam seusai kajian ada warga yang telfon mas Agus Junaidi, karena ada penjual miras di daerah Gabutan Pasar Kliwon. AJ lalu mendatangi penjual miras, ternyata memang benar ada miras,” kata Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono kepada Panjimas.com pada Kamis (5/3/2015). [GA]