SANAA (Panjimas.com) – Akhir-akhir ini, situasi di Yaman semakin memburuk pasca para pemberontak dari milisi Syi’ah Houthi menguasai sejumlah kota penting di Yaman. Menteri Pertahanan (Menhan) Yaman, Mahmoud al-Subaihi berhasil melarikan diri dari rumahnya di Ibukota Sanaa yang dikuasai milisi Syi’ah Houthi.
Kantor berita Al Jazeera mengabarkan pada hari Ahad (8/3/2015) bahwa Mahmoud al-Subaihi diduga keras menuju ke kota Aden. Kota di selatan Yaman itu kini menjadi ibukota Yaman di bawah pemerintahan Presiden Abdul Rabbu Mansour Hadi.
Pemimpin Yaman yang didukung negara Barat Kafir itu melarikan diri ke Aden setelah milisi Syi’ah Houthi yang didukung penuh oleh Negara Syi’ah Iran menguasai Sanaa. Aden menjadi ibukota Yaman setelah Sanaa dikuasai pemberontak Syi’ah Houthi, bunyi penjelasan salah satu pembantu dekatnya.
Kepindahan ibukota Yaman itu sekaligus menyatakan sikap presiden melawan milisi Syi’ah Houthi yang semakin luas pengaruhnya. Kota Aden merupakan kota kedua terbesar dan pernah menjadi ibukota Yaman Selatan, sebelum menyatu pada tahun 1990.
Presiden Hadi dikabarkan berhasil melarikan diri dari tahanan rumah dua pekan lalu. Pemimpin Yaman itu berhasil melewati terowongan dalam rumahnya yang menghubungkan dengan rumah salah satu putranya. Dari sanalah Hadi melarikan diri menuju Aden.
Sejumlah negara Teluk, termasuk Arab Saudi, telah memindahkan kedutaan besarnya ke Aden. Langkah itu dilakukan setelah para diplomat asing melakukan eksodus dari Sanaa pada Februari 2015 lalu dengan alasan keamanan.
Sementara itu di kota Sanaa, milisi Syi’ah Houthi telah mendeklarasikan Negara Syi’ah Yaman dan membentuk Dewan Kepresidenan setelah Abdul Hadi dan PM Khalid Bahah mengundurkan diri pada Januari 2015 lalu, sebagai protes karena milisi Syi’ah Houthi dinilai merebut “kekuasaan sah” Yaman. [Muhajir/inilah/snews]