DALLAS (Panjimas.com) – Tindakan biadab dan brutal kembali dialami terhadap seorang Muslim diluar negeri. Seorang Muslim Amerika Serikat (AS) asal Iraq, Ahmed al-Jumaili (36 tahun) ditembak orang tak dikenal di Dallas, Texas pada hari Kamis (5/3/2015) saat sedang berfoto bersama keluarga dengan latar belakang salju.
Ahmed al-Jumaili dilarikan ke RS Presbyterian di Dallas dan meninggal dalam perawatan. Monica Cordova, juru bicara kepolisian Dallas mengatakan al-Jumaili datang dari Irak sekitar satu bulan lalu. Ia dan keluarganya berstatus pengungsi, dan sedang mengurus kewarga-negaraan AS.
“Investigasi masih berlangsung untuk mencari motif pembunuhan, apakah kejahatan rasial atau kriminal biasa,” ujar Cordova.
Sedangkan Dewan Hubungan Islam-AS (CAIR) wilayah Texas Utara, pada Jum’at (6/3/2015) mendesak AS menyelidiki insiden ini sebagai kejahatan rasial. “Kami mendesak pemerintah AS mengatasi keluhan masyarakat mengenai motif pembunuhan ini,” ujar Direktur Eksekutif CAIR Texas Utara, Alia Salem.
Sementara itu, saksi mata mengatakan, al-Jumaili meninggal ketika bersama istrinya, Zahara yang mengenakan jilbab saat berfoto bersama. Pasangan itu menikah 16 bulan lalu. Penembakan dilakukan beberapa pemuda, dan dilakukan secara serampangan. Beberapa mobil di sekitar tempat kejadian juga rusak akibat tembakan.
Bulan lalu, AS juga dikejutkan pembunuhan tiga mahasiswa Muslim di North Carolina. Korbannya adalah suami-istri; Deah Shaddy Barakat dan Yusor Mohammad Abu Salha, berusia 23 dan 21 tahun, serta Razan Mohammad Abu Sahla, adik Yusor Mohammad.
Pelakunya adalah Craig Hicks, pria Atheis berusia 46 tahun. Pembunuhan tragis ini luput dari perhatian media mainstream, karena korbannya adalah Muslim. Hingga kini, dunia internasional pun bungkam dengan tindakan brutal yang dialami umat Islam yang tinggal di negeri Paman Sam tersebut. [Muhajir/inilah]