SOLO (Panjimas.com) – Saat Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono menemui Agus Junaidi, satu dari 6 (enam) aktivis Islam dan aktivis masjid Anti Miras Kota Solo di kantor Reskrim Polres Solo pada Kamis (5/3/2015), terungkap fakta baru kebiadaban polisi bahwa Hudzaifah dan Dani dianiaya anggota Dalmas Polres Solo saat berada di truk.
Bahkan hingga kini, kedua aktivis Islam Anti Miras Kota Solo yang masih ditahan di Polres Solo itu mengalami luka cukup serius, kaki dan wajahnya lebam serta memar. “Info dari mas Agus, Hudzaifah dianiaya di truk. Dan info dari pak Joko (TPM Solo –red), kaki Dani memar dan lebam,” ungkap Endro kepada Panjimas.com pada Jum’at (6/3/2015). (Baca: Selamatkan Warga dari Bahaya Miras, 6 Aktivis Islam Solo Justru Ditangkap Polisi)
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono mengungkapkan bahwa satu dari 6 (enam) aktivis Islam dan aktivis masjid Kota Solo Anti Miras yang ditangkap aparat kepolisian Polres Solo juga sempat dianiaya saat akan dibawa ke Polres Solo. (Baca: Usai Aktivis Anti Miras Ditangkap & Dipukuli Polisi, Pimpinan Elemen Islam Solo Datangi Polres Solo)
6 aktivis Islam dan aktivis masjid Kota Solo itu ditangkap sekitar pukul 22.30 WIB itu adalah Agus Junaidi, Robi, Ribut, Rohmad, Hudzaifah dan Dani. Lalu pada sekitar pukul 23.30 WIB perwakilan dari LUIS mendatangi Polres Solo. Pada saat itu, Agus Junaidi (AJ) yang ditangkap awal oleh polisi belum di BAP. (Baca: Astaghfirullah, Aktivis Islam Anti Miras Kota Solo Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka)
“Sekitar pukul 00.30 WIB, mas AJ menceritakan bahwa Hudzaifah sempat dipukuli aparat karena tidak mau masuk Truk Dalmas karena Hudzaifah merasa tidak melakukan apa-apa. Akhirnya LUIS diminta meninggalkan Polres karena mas AJ akan dimintai keterangan,” kata Endro kepada Panjimas.com pada Kamis (5/3/2015). [GA]