SOLO (Panjimas.com) – Seusai 6 (enam) aktivis Islam dan aktivis masjid Kota Solo ditangkap aparat kepolisian Polres Solo pada Rabu (4/3/2015) malam setelah mengingatkan penjual miras yang meresahkan warga, para pimpinan elemen Islam Solo Raya langsung mendatangi Polres Solo pada Kamis (5/3/2015) pagi. (Baca: Astaghfirullah, Aktivis Islam Solo Anti Miras Juga Dipukuli Polisi Saat Akan Dibawa ke Polres Solo)
Menurut Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono kepada Panjimas.com pada Kamis (5/3/2015), kedatangan para pimpinan elemen Islam Solo Raya untuk melakukan audiensi dan mediasi agar keenam aktivis Anti Miras tersebut dapat dibebaskan.
Saat ditanya apakah keenam aktivis Islam dan Anti Miras tersebut akan segera dibebaskan, Endro menjawab, “Nunggu kabar Kamis malam ini. (Para pimpinan elemen Islam Solo Raya yang –red) Audiensi tadi perwakilan MUI, DSKS, JAT, JAS, LUIS, FKAM, NU,” ujar Endro. (Baca: Berikut Ini Kronologi Aktivis Islam Solo Anti Miras yang Ditangkap & Dipukuli Polisi)
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, aktivis Islam dan aktivis masjid Kota Solo yang gencar menyelamatkan warga dari bahaya laten miras justru ditangkap aparat kepolisian saat mengingatkan penjual miras agar tidak lagi berjualan karena warga sudah resah. Hal ini terjadi pada hari Rabu (4/3/2015) malam. (Baca: Selamatkan Warga dari Bahaya Miras, 6 Aktivis Islam Solo Justru Ditangkap Polisi)
“Kemarin Rabu (4/3/2015) malam seusai kajian ada warga yang telfon mas Agus Junaidi, karena ada penjual miras di daerah Gabutan Pasar Kliwon. AJ lalu mendatangi penjual miras, ternyata memang benar ada miras,” kata Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono kepada Panjimas.com pada Kamis (5/3/2015).
Menurut Endro, setelah membuang beberapa miras dalam botol, tanpa melakukan kekerasan terhadap penjual miras tersebut. Agus Junaidi kemudian mendatangi warga untuk menyampaikan bahwa penjual miras tersebut sudah sering diingatkan oleh aktivis Islam dan aktivis masjid Kota Solo, namun tetap nekat berjualan.
Anehnya ditempat terpisah, yakni disebuah warnet yang dekat dengan penjual miras ternyata ada insiden 2 warga mengaku dianiaya. Lalu datanglah Dalmas dari Polres Solo. “6 orang aktivis Islam dan aktivis masjid lalu diamankan, yaitu mas Agus Junaidi, Robi, Ribut, Rohmad, Hudzaifah dan Dani,” jelas Endro. [GA]