JAKARTA (Panjimas.com) – Sabtu (28/2/2015) pagi sesuai undangan yang disebar, akan digelar Maulidan Akbar yang melibatkan 1.500 orang di Masjid Assalam Jl Utama V Cengkareng Jakarta Barat. Yang agak aneh barangkali, acara Maulidan Akbar ini ternyata digelar dan dilangsungkan di Masjid Assalam yang notabene milik Muhammadiyah.
Masjid Assalam adalah bangunan yang berdiri di tanah yang secara sah dimiliki oleh Muhammadiyah dengan Nomor Sertifikat Wakaf No. 3 Tanggal 23/09/2008. Dengan legalitas ini, semestinya pengelolaan oleh Muhammadiyah tidak lagi menjadi persoalan, karena memang demikianlah yang terjadi di setiap Masjid yang dimiliki Muhammadiyah.
“Akan tetapi sungguh aneh, di Masjid Assalam Cengkareng Jakarta Barat, sekelompok orang dengan mengerahkan massa, mencoba merebut aset milik Muhammadiyah. Salah satu siasatnya adalah dengan menggelar Maulidan Akbar di tempat itu,” ujar Mustofa B. Nahrawardaya, Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah kepada Panjimas.com pada Sabtu (28/2/2015).
Akibatnya, sehari sebelum hari H, terjadi perkelahian di dalam Masjid sehingga menyebabkan pengurus Muhammadiyah terluka. Bahkan, ada pengerahan massa ke Masjid Assalam Cengkareng tersebut, hingga terjadi kerusuhan pada hari Jum’at (27/2/2015). (Lihat Videonya; www.youtube.com/watch?v=Zrfqj4YUg-E&feature=youtu.be)
Muhammadiyah yang biasa mengelola prosesi sholat Jum’at atau Jum’atan, akhirnya pada hari Jum’at itu harus gigit jari karena disabotase oleh sekelompok orang. Pasalnya, tiba-tiba pengelolaan Jum’atan dengan sengaja direbut secara paksa oleh sekelompok orang tersebut dengan cara brutal. [GA]