JAKARTA (Panjimas.com) – Penyerobotan dan sabotase Masjid Assalam pada Jum’at (27/2/2015) yang notabene milik Muhammadiyah, ternyata sudah dimulai sekitar 2 tahun silam. Mustofa B. Nahrawardaya, selaku Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah kepada Panjimas.com pada Sabtu (28/2/2015) mengungkapkan bahwa papan nama dan logo Muhammadiyah juga pernah dicorat-coret. (Baca: Masjid Muhammadiyah di Cengkareng Disabotase Sekelompok Orang dengan Menggelar Acara Maulidan)
Sejarah awal mula sehingga terjadi kerusuhan, dimulai dua atau satu tahun silam. Tanpa diketahui siapa yang melakukan, papan nama dan logo Muhammadiyah yang terpampang di depan Masjid, tiba-tiba dicoret cat hitam. Karena dicoreti, papan nama dan logo Muhammadiyah pun tidak lagi dapat dibaca. Setelah itu, tanpa diketahui siapa pelakunya, terpasang spanduk berbunyi “Masjid Muhammadiyah tersebut adalah Milik Allah”.
Tidak lama kemudian, tindakan kriminal pun meletus. Beberapa CCTV Masjid yang terpasang di beberapa titik, dirusak. Bahkan, bale-bale yang ada di samping Masjid, dibakar orang tidak dikenal. Setelah itu, sekelompok orang dengan kebrutalannya, menanam papan nama baru bernada provokatif di depan Masjid. Entah siapa pelakunya, papan nama bertuliskan “Tanah Ini Milik Negara” pun tertancap di depan Masjid.
Nah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Cengkareng, kemudian mengirim surat ke berbagai pihak, yang isinya pemberitahuan akan mencopot papan tersebut, apabila pihak aparat tidak melakukan tindakan pencopotan. Sehabis Jum’at (27/2/2015) kemarin adalah batas akhir “Ultimatum”. Akan tetapi ketika papan nama ilegal akan dirobohkan, ternyata sudah banyak massa tidak dikenal menjaga papan nama tersebut.
Beberapa warga Muhammadiyah yang biasa mengelola Jum’atan kaget karena semua jadwal khotib ternyata sudah diubah oleh pihak yang tidak diketahui. Dapat diduga, akhirnya terjadilah perebutan pengelolaan Jum’atan antara warga Muhammadiyah yang sah, dengan kelompok lain. Kerusuhan pun pecah, beberapa warga Muhammadiyah terluka pada hari Jum’at kemarin.
Sebelum Jum’atan, Ketua Umum PP Muhammadiyah sebenarnya sudah menghubungi Kapolri melalui SMS, maupun Kapolres untuk meminta bantuan pengamanan. Namun, yang terjadi adalah di luar dugaan. Terjadi perkelahian di dalam Masjid hingga di luar Masjid. Warga melaporkan, tidak ada upaya polisi untuk mediasi. (Baca: Din Syamsuddin Minta Masjid Muhammadiyah Cengkareng Ditutup Sementara & Acara Maulidan Dibubarkan)
Untuk itu, permintaan Din Syamsuddin kepada Kapolri agar aktifitas Perebutan Masjid distop dan Penghentian Maulidan Akbar hari ini, patut dilakukan mengingat potensi kerusuhan akan sangat besar jika nekat digelar di Mesjid Muhammadiyah. Bahkan Din Syamsuddin juga minta agar sementara Masjid tersebut ditutup untuk umum, agar persoalan hukumnya diselesaikan di pengadilan.
Namun banyak warga melaporkan, acara Maulidan Akbar di Masjid Muhammadiyah pagi ini tetap berlangsung. Polisi menjaga ketat acara ilegal tersebut. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cengkareng juga telah diterima Komnas HAM kemarin untuk melaporkan penyabotan Masjid yang dimilikinya. [GA]