TEL AVIV (Panjimas.com) – Dokumen kawat antara badan intelijen Zionis Israel, Mossad dengan intelijen di Afrika Selatan (Afsel) bocor ke media. Dalam dokumen tersebut terbongkar kebohongan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu soal program nuklir negara Syi’ah Iran.
September 2012 lalu, Netanyahu di mimbar Majelis Umum PBB berpidato dengan berapi-api soal ancaman senjara nuklir Iran. Membawa karton bergambarkan bom, Netanyahu saat itu coba menjelaskan bahwa Iran tinggal setahun lagi merampungkan “rencana membuat senjata nuklir”.
Saat itu, Netanyahu menyerukan aksi global dalam menghentikan program nuklir Iran dan membenarkan tindakan militer Israel untuk mencegahnya. Komentarnya saat itu disampaikan di tengah upaya negosiasi soal nuklir yang membuat negara Syi’ah Iran dihujani sanksi dan embargo.
Namun dalam percakapan kawat antara Mossad dengan Afsel yang diperoleh oleh media The Guardian dan Al Jazeera yang kemudian dipublikasikan awal pekan bulan Februari 2015 ini justru mengatakan sebaliknya.
Mossad beberapa pekan setelah pidato Netanyahu mengatakan bahwa Iran tidak “melakukan aktivitas untuk memproduksi senjata dan tidak terlihat siap mengayakan uranium ke tingkat yang lebih tinggi untuk membuat bom nuklir”.
Kendati Mossad telah menyatakan bahwa Iran tidak berniat membuat senjata nuklir, namun Israel tetap melakukan operasi mata-mata untuk mengumpulkan nama, alamat dan kebiasaan sehari-hari orang-orang yang diduga intel Iran di Afsel.
Selain kebohongan soal program nuklir Iran, The Guardian dan Al Jazeera juga mengaku menerima ratusan dokumen dan kawat dari Mossad untuk Afsel dan menyebutnya sebagai “salah satu bocoran mata-mata terbesar saat ini”.
Dokumen itu juga mengungkapkan rincian operasi Zionis Israel dan Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu dekat Zionis Israel dalam rangka memerangi Al Qaeda, Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS/ISIS) dan kelompok mujahidin lainnya.
Bocoran ini muncul di tengah ketegangan politik antara AS dan Israel serta menjelang pidato Netanyahu di Kongres AS pada 3 Maret mendatang soal kompromi nuklir Iran yang tengah dinegosiasikan antara pemerintah Teheran dengan beberapa negara.
Bocoran ini juga muncul selang 20 bulan setelah Edward Snowden membongkar dokumen rahasia Badan Keamanan Nasional AS, NSA, dan menunjukkan celah keamanan yang lebar di sumber informasi intelijen. [Muhajir/CNN/voai]